LABURA | GLOBAL SUMUT-Memang di
lema hidup didaratan pinggir laut selalu sangat memprihatinkan
mayoritasnya warga nelayan berpenghasilan rendah atau hanya sebagai
pekerja kasar. Ukuran taraf hidup selalu menjadi tolak ukur bagi si
kaya, bahkan bagi pekerja pegawai kesehatan di daerah ini rasa manusiawi
atas kepedulian bagi pesakitan sangatlah rendah, mengakibatkan arus
bawah tetap menyapu dada, menahan rasa kecewa dan ketidak berdayaan,
berpulang kepada pemimpin daerah ini turut membiarkan atau tegas
memberikan sanksi kepada bawahan, agar spontasitas perubahan
kesejahteraan kesehatan dapat meningkat dan lebih terjamin . Terchusus
Yusmidar kapus kelurahan Tanjung Leidong yang kedudukan memang harus
di copot sebab kinerjanya selama ini sangat di kecam warga.
Terulangnya
kembali kisah tragis yang cukup memiriskan hati seperti tahun lalu
terhadap pasien pendarahan keguguran janin alm.Habsah yang telah
meninggal dunia akibat pelayanan untuknya sangat di abaikan dan tidak
tersentuh pelayanan medis yang serius.
Kini
kejadian yang sama Senin (23/2 ) sekitar pukul 13:00 Wib, Seorang Anak
Buah Kapal (ABK) berinisial Sopian (24) anak dari keluarga Hamdan warga
Jln . Mesjid Tanjung Leidong telah mendapat musibah akibat kecelakaan
kerja di KM. Sumber Jaya 3, milik pengusaha terkemuka Ahan Juke yang
sedang bertambat untuk merapat di tangkahan Kilang Padi di kemudikan
oleh tekong 2 Safri dengan 15 orang ABK.
Naas
bagi korban ia tertimpa kayu tambatan yang tiba-tiba patah mengenai
dirinya, akhirnya di larikan ke Puskesmas Tanjung Leidong , sungguh
sangat memprihatinkan satu jam lebih tergeletak di ruangan tanpa
pertolongan pertama dan perawatan yang serius akhirnya menghembuskan
nafas terakhir.
Ketika kejadian buruknya pelayanan para
tenaga medis di Puskesmas ini di konfirmasi kepada Kapus melalui
telepon selular Jum'at (27/2) hingga berita ini dibuat tidak menjawab begitu juga
melalaui pesan singkat (sms).
Paman
korban Ibrahim sangat marah tapi masih bisa mengendalikan emosi,
sangat mengecam keberadaan para dokter yang selalu tidak hadir berdinas
dan para perawat yang kesannya meremehkan pasien pasien warga kurang
mampu.
Hal
seperti ini sering terjadi di Puskesmas ini. Sepertinya nyawa manusia
tidak ada harganya bagi mereka . Jika hal seperti ini berlanjut maka
gagallah kabupaten ini dalam membangun dunia kesehatan di masyarakat apa
lagi tambahan gaji Kesra bagi PNS ini yang jelas jelas memakai uang
rakyat seperti kami-kami ini , apa lagi tingkat kehadiran PNS disini
sangat rendah sementara pemberian tambahan gaji KESRA di penuh Kalaulah
begini terus kerja mereka apalagi bagi yang suka bolos, tak rela kami
terhadap pembayaran gaji kesra ini untuk mereka yang menggunakan uang
rakyat (APBD) , hapuskan saja kesra ini dan berharap Bapak Bupati dapat
menindak tegas bawahan seperti ini . (Liputan Tan / Labura )
Posting Komentar
Posting Komentar