LABURA
| GLOBAL SUMUT-Dampak dari penganiayaan Wartawan Ir. Jhonson Rinaldy
Hutajulu bersama Heriamsyah Simanjuntak, Rahmad Fadhlan Sitorus wakil
ketua GPA Ansor yang dilakukan oleh ajudan bupati dan SKPD serta satpol
PP, Senin(21/9) digedung kantor bupati Labuhanbatu Utara(Labura)
dihadapan H Kharuddin Syah SE(bupati). Ratusan massa Aliansi Masyarakat
Anti Kekerasan (Aman), bersama Pemuda, Mahasiswa,Pers dan Masyarakat,
KNPI, FKPPI, PP,Fatayat NU, GAMKI,PMII(Peregerakan Mahasiswan Islam
Indonesia) menggeruduk gedung kantor bupati Labura, serta gedung kantor
DPRD, dan Kantor Polsek Kualuh Hulu,Aek Kanopan, Senin(28/9).
Kedatangan
ratusan massa AMAN menggeruduk gedung kantor bupati, kantor DPRD,
Kantor Polsek Kualuh Hulu, sebagai bentuk solidaritas dukungan moral
atas terjadinya penganiayaan dan pengeroyokan terhadap Ir. Jhonson
Rinaldy Hutajulu CS yang dilakukan oleh Ajudan bupati dan SKPD serta
Satpol PP.
Massa
mulai bergerak dari lapangan Polri Aek Kanopa, dan bergerak menuju
gedung kantor DPRD Labura, sesampainya di gedung kantor DPRD, Muhammad
Yunus Lubis pimpinan aksi langsung membacakan pernyataan sikapnya
dihadapan anggota DPRD Labura yakni Sulhanuddin dan Muhammad Rulis
Harahap.
Dalam
pernyataan sikap yang dibacakan Muhammad Yunus Lubis selaku pimpinan
aksi, yaitu meminta kepada DPRD Labura agar turut serta mengawal proses
hukum kasus enganiayaan wartawan sampai ke persidangan pengandilan
negeri rantauprapat.Meminta DPRD Labura agar membentuk Pansus pemakzulan
bupati Labur dan ikut serta mendukung aksi solidaritas dengan
membubuhkan tanda tangan, serta meminta kepada pihak penegak hukum agar
menangkap bupati Labura serta kroni kroninya yang telah melakukan
penganiayaan dan pengeroyokan , pemukulan secara bersama-sama , terhadap
insane pers, pemuda, dan Mahasiswa yang terjadi tanggal 21 septeber
dikantor bupati labura, pukul 9.30 Wib.
Sulhanuddin
dan Muhammad Rulis Harahap yang mewakili atas nama DPRD Labur
didahadapan massa dengan tegas Sulhanuddin mengatakan, kami atas nama
DPRD Labura sangat mendukung solidaritas massa masyarakat , atas
terjadinya kasus penganiayaan di gedung kantor bupati Labura terhadap
wartawn, Pemuda dan Ormas GPA Ansor. Seharusnya , kejadian itu tidak
sepatutnya terjadi, apalagi dihadapan bapak bpati, kami juga sangat
menyesalkan sikap itu.
Kami
juga sudah melayangkan surat, untuk pengusulan Plh bupati Labura, mudah
mudahan pada tanggal 15 Oktober mendatang, kita sudah ada Plt Bupati,
dan segera melakukan paripurna. Dan kami bertanggunjawab apa yang telah
kami ucapkan stagment ini, katanya Sulhanuddin.
Setelah
massa mendengar dukungan solidaritas dari anggota DPRD Labura, massa
bergerak menuju gedung kantor bupati Labura. Sesampainya di gedung
kantor , massa langsung disambut ratusan Polisi yang melakukan
pengamanan di depan pintu masuk gedung kantor bupati. Massa pun langsung
membacakan stagment tuntutannya dihadapan petugas keamanan, dan tidak
ada satupun yang berani memberikan tanggapan pada massa pengunjuk rasa.
Karena
tidak mendapat dari gedung kantor bupati Labura, massa pun dengan aman
dan tertib langsung bergerak menuju Polsek Kualuh Hulu. Dan
sesampainya diPolsek Kualuh Hulu, massa juga menyampaikan tuntutannya
dihadapan Sugeng Riyadi wakapolres Labuhanbatu.Massa AMAN tetap
menuntut agar secara profesional dan cepat melakukan penanganan kasus
penganiayan wartawan.
AKBP
Teguh Yuswardhie mengatakan melalui Sugeng Riyadi Wakapolres yang
didampingi AKP Hendrik Tampubolon Kapolsek Kualuh Hulu,kasus
penganiayaan dan pengeroyokan yang dialami Wartawan Ir .Jhonson Rinaldy
Hutajulu, Cs sudah dilakukan penyidik pemeriksaan terhadap korban dan
saksi saki . Dan tidak ada alasan hukum untuk tidak melakukan
penyelidikan terhadap kasus itu. Dan tidak ada di NKRI ini yang kebal
hukum , semuanya sama dimata hukum, karena negara kita negara hukum.
Pantauan
GLOBALSUMUT.COM ,massa aliansi membawa spanduk dan poster poster yang
bertuliskan, jangan aniaya pemudan karena pemuda generasi bangsa,
tangkap pelaku dan otak elaku penganiayaan wartawan,stop kekerasan
terhadap Pers,kami tidak ingin gedung kantor bupati diisi preman
berseragam PNS. Dan terlihat massa wartawan membawa keranda mayat ke
gedung kantor DPRD, gedung kantor bupati dan kantor Polsek Kualuh Hulu,
maksud dan tujuannya keranda mayat yang dibawa massa wartawan itu
bertujuan, bahwa penegakan hukum terhadap penganiayan dan pengeeroyokan
wartawan tidak mati, atau prosesnya tidak berjalan ditempat.
Petugas
pengamanan pengunjuk rasa, berjumlah sekitar 750 orang personil Polri
untuk pengamanan, yang terdiri dari satuan Brimob, Polres Batubara
membatu Polres Labuhanbatu, serta terlihat mobil water cannon 1 unit dan
mobil Pemadam kebakaran 2 unit milik Pemkab Labura.Selama dua hari
satuan Brimob dan unit Polres sudah memasang kemah di halaman
PolsekKualuh Hulu.
Setelah
massa selesai menyampaikan tuntutannya di Polsek Kualuh Hulu, massa pun
membubarkan diri dengan aman dan tertib.(Untung Hardianto)
Posting Komentar
Posting Komentar