0
JAKARTA | GLOBAL SUMUT-Anggota Komisi I DPR RI Supiadin Aries Saputra meminta Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengkaji kembali propabilitas Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) yang dulu pernah dilaksanakan sebelum reformasi. Program pendidikan untuk menanamkan rasa kecintaan terhadap negara di bawah Departemen Pertahanan (Dephan) ini menurutnya adalah program yang sukses di masanya. Tidak hanya itu, program tersebut juga dipandang masih kompatibel dilaksanakan saat ini dibawah Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

“Tolong dikaji kembali oleh Wantanas, kebijakan terkait PPBN (Pendidikan Pendahuluan Bela Negara) ada di Dephan, karena di sana ada Dirjen Porthan yang membawahi bela negara. Semua kalau yang mau mengerjakan itu banyak juga yang protes. Namanya juga jangan latihan bela negara,” ungkapnya saat Rapat Kerja Komisi I dengan Wantanas dan Gubernur Lemhanas di ruang Komisi I, Senin (23/01).

Dulu, menurut mantan ASOPS TNI ini, PPBN dilaksanakan secara masif di lingkungan sekolah, mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Untuk di lingkungan kerja, PPBN juga dilaksanakan secara bertahap ketika penerimaan kerja sebagai pegawai negeri dan TNI. Lingkungan sosial sampai ke pemukiman tak luput menjadi sasaran program pendidikan yang diciptakan pada masa presiden Soeharto ini.

Supiadin melanjutkan, gaya PPBN nantinya tidak harus mutlak memakai seragam dan latihan fisik seperti merayap di sawah dan berjalan di lumpur. Sebab PPBN tidak menggunakan pendidikan semi militer seperti yang telah disaksikan oleh masyarakat dari video-video yang beredar.

“Pedomannya benar, tapi sasaran bela negara yang menjadi pertanyaan. Itu ada lima. Satu cinta tanah air, kedua rela berkorban, ketiga sadar berbangsa dan bernegara, keempat yakin akan kesaktian Pancasila, kelima memiliki kemampuan awal bela negara. Maka lima sasaran ini  harus dipegang dilaksanakan di tiga lingkungan tadi,” papar politisi NasDem asli Garut ini.

Supiadin menjelaskan, kelima sasaran bela negara ini semestinya terlaksana dengan baik. Jika tidak maka akan menimbulkan biasnya terhadap tujuan bela negara itu sendiri. Selain itu, Supiadin menyebutkan juga sumber daya pelatir juga belum memahami betul bagaimana bela negara itu seharusnya bertujuan memberikan pendidikan atas perilaku masyarakat.

”Caranya ada macam-macam. Ada yang jadi prajurit dan pendidikan. Itu pengabdian melalui militer itu bentuk-bentuk bela negara. Tapi prinsip tadi PPBN itu dilaksanakan dan sasarannya harus terwujud,” ucap Supiadin.

Sasaran ini, bagi Supiadin, yang akan mempengaruhi bagaimana metoda dalam pelatihan dan metode pendidikannya. Semua dalam pendidikan ada tujuan pendidikan, ada tujuan instruksional umum, ada tujuan instruksional khusus. "Kalau ini dilaksanakan maka tidak akan bias," pungkasnya.[rs/red/gbs]

Posting Komentar

Top