MEDAN | GLOBAL SUMUT-Polda Sumatera Utara (Sumut) mengambil
langkah tegas guna mengatasi premanisme, kejahatan jalanan dan tindak
kriminalitas lain di wilayah hukumnya. Kebijakan ini fokus menjadi
perhatian kepolisian, terutama semasa kepemimpinan Inspektur Jenderal
Polisi Paulus Waterpauw yang hampir satu tahun menjabat.
“Di
sini ada (banyak) begal. Begal punya relevansi dengan narkoba di sini.
Kalau begal tak melukai korban dan tak melawan (ketika ditangkap),
lanjutkan proses hukum ke pengadilan. Kalau begal melukai korban dan
melawan saat ditangkap, kita ambil tindakan tegas,” ujar Irjen Paulus
kepada wartawan di kantornya, Kamis (28/6).
Tindakan
tegas yang dimaksud Irjen Paulus, dengan cara melumpuhkan pelaku
kriminal menggunakan senjata milik petugas. Bahkan, jajarannya tak segan
menembak mati pelaku kejahatan sebagai bentuk diskresi apabila
membahayakan nyawa polisi yang bertugas.
Lebih
lanjut, menurut Irjen Paulus tindakan tegas tidak hanya berlaku pada
aksi premanisme dan pelaku kejahatan jalanan. Tapi juga terhadap
penyelundupan narkoba. Para bandar yang tertangkap di kawasan Polda
Sumatera Utara terutama yang melakukan perlawanan, aparat tak ragu
memberikan tindakan tegas terukur.
Langkah
ini dinilainya penting diambil, mengingat wilayah Sumatera Utara kerap
menjadi lokasi transit atau pintu masuk perdagangan narkoba dari luar
negeri ke Indonesia.“Dan kebijakan ini efektif ternyata,” jelasnya.
Ucapan
Irjen Paulus tidak hanya isapan jempol semata. Salah satu warga
setempat, Iwan (40), mengaku turut merasakan dampak positif kebijakan
tindakan tegas penegak hukum Polda Sumut kepada pelaku kriminal. Menurut
warga Binjai itu, kini ia dan warga lain merasa lingkungannya lebih
aman, termasuk ketika berpergian malam hari.
“Sangat
turun tingkat kejahatan khususnya jumlah (kejahatan) begal sekarang,”
ungkap pria yang berprofesi sebagai sopir travel tersebut.
Iwan
mengungkapkan, sebelum ini sedikitnya dua aksi begal per hari
berlangsung di wilayahnya. Kini kejahatan ini turun drastis, bahkan
hampir tak pernah terjadi.
“Mungkin pada ‘tiarap’ dulu mereka (begalnya),” tandas perantau asal Purwokerto, Jawa Tengah itu seraya terekeh.[rs]
Posting Komentar
Posting Komentar