0
BElAWAN | GLOBAL SUMUT-Hingga semester I/2020, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan mencatat fasilitasi ekspor teh (camellia sinensis) yang keluar melalui pelabuhan Belawan pada telah mencapai 461 ton dengan nilai Rp. 10,4 miliar.

Melalui catatan IQFAST Karantina Pertanian Belawan selama masa pandemi ini ada  9 negara tujuan ekspor yang menerima teh asal Sumatera Utara.

"Dari catatan kami sudah ada sembilan  negara yang menjadi tujuan ekspor komoditas sub sektor perkebunan Sumut ini yaitu Malaysia, Taiwan, Thailand, Vietnam, Brunai Darussalam, Pakistan, Jerman, Cina dan Iran," kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul, saat  melakukan kunjungan ke kebun teh Bah Butong, Sidamanik Kabupaten Simalungun, jumat lalu (3/7).

Secara rinci, Hasrul menjelaskan bahwa selama semester I tahun 2020 ekspor teh yang dilalulintaskan dari pelabuhan Belawan telah dilakukan sebanyak 26 kali pengiriman. Hal ini sudah mencapai 39% dari total ekspor teh Sumatra Utara di tahun 2019 yang mencapai 1.196 ton.

Kejar Target Ekspor, Karantina Belawan Berikan Pendampingan Teknis

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menargetkan hingga tahun 2024 ada lompatan ekspor komoditas pertanian hingga tiga kali lipat melalui program Gratieks. Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, sebagai penanggungjawab program Gratieks telah menginstruksikan kepada seluruh unit pelaksana teknis karantina di seluruh Indonesia untuk melakukan sinergisitas dan pendampingan teknis kepada para pelaku ekspor di seluruh Inonesia agar dapat mencapai target Gratieks.

Menjalankan kebijakan tersebut, Hasrul melakukan kunjungan ke kebun Bah Butong yang merupakan perkebunan teh dibawah pengelolaan PTPN IV yang menjadi produsen ekspor teh di Sumatera Utara.

Kebun Bah Butong memiliki 6.368,25 hektar yang ditanamai teh varietas Ortodok yang tahan terhadap penyakit cacar daun teh Hemileia vastatrix.
Menurut manajer kebun Bah Butong, Win Dwiputra, hasil dari kebun teh Bah Butong Sidamanik memiliki 14 macam  bentuk produk teh unggulan ekspor. Produk unggulan ekspor tersebut adalah Broken Oranye Peko (BOP), Broken Fanning Peko (BFP), Broken Tea (BT), Peko Fanning (PF), Dust I, Broken Peko (BP), BOPF, PF II, Fann II, BP II, BT II, Dust II, Dust III, Dust IV  yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kehalusan serbuk teh yang di produksi, aroma serta rasa teh. 

Dalam kunjungan tersebut Hasrul melakukan sosialisasi Gratieks dan melakukan pendampingan teknis untuk memenuhi standar persyaratan karantina agar lolos di negara tujuan ekspor.

“Kami berikan pendampingan bagaimana proses mitigasi Organisme Pengganggu Tumbuhan pada tempat produksi dan kemasan teh sehingga dapat memiliki sanitasi yang baik,” ujarnya.

Teh adalah produk ekspor  yang mendunia. Masih banyak peluang ekspor yang dapat dimasuki oleh teh Indonesia.

“Kami berharap dengan adanya pendampingan ekspor secara langsung dari unit pelaksana teknis karantina di seluruh Indonesia, akan semakin banyak peningkatan volume ekspor teh Indonesia,”tutup Jamil.(abu)

Posting Komentar

Top