Wacana tersebut dilontarkan Ketua Presidium Masyarakat Medan Utara (PMMU), Saharuddin menjelang HUT PMMU di Rumah Diskusi aktivis Simpang Atap Martubung Kecamatan Medan Labuhan, Sabtu (24/08/2013).
Menurut Saharuddin, wacana desakan pemekaran untuk kawasan Medan Utara kembali mengeliat dan akan dibahas dalam acara Silaturahim dan Dialog bersama wakil rakyat serta Talk Show program TVRI Medan dalam acara"Markombur" berjudul apa kabar Medan Utara yang akan dilaksanakan di Rumah makan Hot Plat dan Sea Food Tanah 600 Marelan, Sabtu (31/08/2013).
Kenapa Marelan dipilih sebagai Ibukotanya Medan Utara ? menurut Saharuddin yang dikenal aktivis Medan Utara tersebut menjelaskan, bahwa faktor yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah antara lain pertimbangan kemampuan keuangan, tingkat kesejahteraan masyarakat rata-rata dan rentang kendali penyelenggaraan pemerintah.
Sedangkan secara fisik sesuai pasal 5 ayat 5 bahwa 4 kecamatan dimungkinkan untuk pembentukan satu kota, dimana calon ibu kota sudah direncanakan yakni di Marelan begitu juga inventarissasi sarana dan prasarana Pemerintah, sedangkan secara rinci tentu saja tim akan mengacu pada PP 78/2007.
Keinginan masyarakat secara utuh meskipun diakui masih terjadi dinamika yang cukup tinggi karena resistensi terhadap kepercayaan yang membawa peran strategis pemekaran ini, kemudian harus diakui hal ituberimbas pada kekhawatiran dan isu miring bahwa jangan-jangan justru pemekaran adalah kehendak segelintir orang dan jadi alat untuk kekuasaan maupun permainan elit-elit tertentu.
Keinginan warga untuk mekar berdasarkan atas ketidakpuasan terhadap fakta dan kondisi pembangunan yang ada tak seperti apa yang telah direncanakan Pemerintah Kota Medan seperti tak kunjung terwujudnya pembangunan Islamic center di kawasan medan Utara, sekolah menengah atas negeri di Medan Deli, padahal wacananya sudah bertahun lalu, warga juga merasa wakil rakyat dan partai politik dirasakan semakin jauh dari aspirasi masyarakat.(Abu/Mdn).
Posting Komentar
Posting Komentar