0
MEDAN LABUHAN | GLOBAL SUMUT  - Kinerja kapal pengawasan milik Dinas Perikanan
Kelautan Provinsi Sumatera Utara (Diskanlasu) hingga kini patut dipertanyakan, pasalanya kapal patroli yang kerap anggaran perawatan maupun biaya operasionalnya terus mengalir namun sesuai amatan kalangan nelayan hanya banyak nongkrong di dermaga TPI Nelayan Indah.Selasa (24/09/2013).

Akibatnya, pengawasan terhadap sejumlah operasional kapal ikan yang bermasalah seperti kapal pukat gandeng dua (pukat grandong),Pukat Harimau maupun pelanggaran jalur penangkapan ikan sesuai SK mentan nomor 399 tahun 1999 tak lagi terawasi sehingga mata pencarian nelayan menjadi
terganggu kian menambah kemiskinan masyarakat nelayan.

"Zona mata pencarian nelayan kecil saat ini kian terjepit apalagi operasional kapal yang menggunakan alat tangkap trawl dan kapal tarik dua tak terjamah hukum hingga ada kesan aparat pemagawasan di laut kinerjanya mandul atau sudah terima upeti,"keluh nelayan tradisional
tergabung dalam forum solideritas nelayan tradisional melalui Amat jafar.

Ketidaktegasan aparat di laut serta minimnya patroli kapal Dinas Kelautan Perikanan Sumut (Diskanlasu) maupun instansi terkait menyebabkan kian merajarelanya pelanggaran hukum hingga berujung pada terjadinya konflik horizontal antar nelayan tradisional dengan nelayan pengoperasian kapal pukat yang ditarik dengan dua kapal.

Kita berharap kapal patroli milik Diskanlasu sejak Kadisnya Zulkarnaen tersebut jangan hanya kebanyakan nongkrong di dermaga, sebab setahu kami kalau dizaman Kadiskanlasu dijabat Alm Ridwan Batu Bara kapal patroli yang dibeli dari uang rakyat tersebut kerap digunakan untuk
operasi penertiban terhadap sejumlah kapal yang melanggar aturan bahkan sempat menerapkan pelaksanaan peraturan terkait Perda Samsat Kelautan.Kenang ketua nelayan tersebut.

Hal sama juga dibeberkan Ketua DPC HNSI Kota Medan, Zulfachri Siagian mempertanyakan kenapa kapal patroli milik Distanlasu di TPI Nelayan Indah tersebut jarang sekali berpatroli kebanyakan hanya nongkrong di dermaga bahkan bolak balik naik dok dengan alasan rusak mesin, padahal
anggaran operasional maupun perawatan terus berjalan, sering nganggurnya operasional kapal patroli Diskanlasu membuktikan lemahnya pengawasan dari instansi dibawah pimpinan Gubsu Gatot Pudjonugroho ST tersebut.(Guz/abu/GS/Mdn).

Posting Komentar

Top