0
DELI SERDANG | GLOBALSUMUT- Semua pihak dinilai harus turut serta dalam memperbaiki kekurangan kelemahan program pengadaan beras untuk rakyat miskin (Raskin) sebagaimana hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, program ini berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak, terutama orang miskin yang ada di seluruh Indonesia.

"Yang harus memperbaikinya, ya semua, mulai dari pemerintah pusat, daerah, aparat, dan terutama masyarakat juga harus ikut saling mengawasi. Tidak bisa hanya Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), karena bukan hanya tanggungjawab Bulog semata," ujar Koordinator Pokja Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Suahasil Nazara di Jakarta, kepada sejumlah wartawan.
 
Penyaluran beras miskin (raskin) di Desa Percut Kecamatan Percut Seituan Kab.Deli Serdang diduga diselewengkan dan menjadi ‘sumber rezeki’ bagi sejumlah oknum Desa maupun kecamatan dan di sana. Dari jatah puluhan ton/ bulan untuk desa-desa, dijual dengan harga Rp 2.000/ kg s/d Rp 2.300/kg. Padahal, harga yang ditetapkan pemerintah hanya Rp 1.600/ kg.
Keuntungan diperoleh sekitar puluhan juta per bulan menjadi upeti bulanan.Sumber yang layak dipercaya , menyebutkan, keuntungan puluhan juta yang diperoleh menjadi ajang bagi-bagi rezeki diduga dikoordinir oknum-oknum Desa tersebut.
 
Warga yang minta namanya tidak dicantumkan mengatakan kalau proyek raskin seperti ini bukan rahasia lagi. Lebih lanjut dikatakannya, praktik korupsi dan pungli sudah merajalela. Bahkan, sudah sampai ke tingkat kecamatan dan desa/ kelurahan.
"Masyarakat mengeluh dan resah. Kami pun mendengar keluhan tersebut. Hal ini tentu patut disesalkan. Raskin pun tega ‘dimainkan.
 
Sementara itu kepala Desa PERCUT Faisal Sag belum berhasil dikompirmasi walau sejumlah warga sudah resah terkait harga raskin didaerah ini. (MM/DS)

Posting Komentar

Top