MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Ribuan umat Islam melaksanakan sholat Idul Adha 1436
Hijriyah tahun 2015 di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (24/9/2015).
Pelaksanaan ibadah ini berlangsung khusuk dan tertib.
Tampak
dalam syaf bagian depan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Basuki Hadimuljono berdampingan dengan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur
Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi bersama Ketua DPRD
Sumut Ajib Shah, Pelaksana Harian (Plh) Walikota Medan Syaiful Bahri,
Sekda Provsu H Hasban Ritonga, unsur (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(FKPD) Sumut dan Forkorpinda Kota Medan.
Sholat
Idul Adha yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemko) Medan ini
dimulai pukul 07.30 WIB. Bertindak sebagai Imam adalah Al Ustadz H tuah
Sirait,S.Ag yang merupakan qori asal Sumut dan juga selaku Ketua Umum
IPQOH Kota Medan. Sedang Khatib adalah Ketua MUI Kota Medan Al Ustadz
Prof DR H Mohammad Hatta.
Dalam
khutbahnya, Prof DR Moh Hatta mengingatkan peristiwa ribuan tahun lalu
Nabi Ibrahim AS mengorbankan anak tunggalnya Ismali AS adalah cobaan
Allah dalam rangka menguji keimanannya. Atas bukti ketaqwaan Ibrahim AS
yang tidak goyah oleh cobaan sehebat itu, maka Allah SWT menganti qurban
nabi menjadi seekor qibas (biri-biri).
“Kisah
nabi Ibrahim AS setidaknya menyimpulkan bahwa jalan menuju ridho Allah
penuh dengan rintangan dan cobaan memerlukan usaha sungguh-sungguh dan
perngorbanan. Selain itu, bahwa tujuan Islam diturunkan untuk mendobrak
buruk dimana mengajarkan semua manusia mempunyai hak dan kewajiban yang
sama,” sebut Hatta.
Kepada
wartawan, usai sholat Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengatakan,
ibadah kurban memiliki tiga makna utama bagi umat Islam yang digelar
pada Idul Adha. Makna pertama adalah mendekatkan diri kepada Allah,
kedua adalah mengajarkan saling berbagi kepada sesama dan ketiga menguji
keikhlasan sekaligus menjauhkan diri dari sifat tamak.
“Seperti
halnya Nabi Ibrahim yang mengikhlaskan Ismail, putra paling dicintainya
untuk dikurbankan. Ini merupakan bentuk penyerahan dirinya kepada
Allah,” sebut Erry.
Kedua,
berkurban mengajarkan manusia untuk berbagi kepada mukmin lain yang
kurang mampu. Allah mempunyai alasan untuk memerintahkan manusia
berkurban. Dengan adanya kurban kaum muslim yang kurang mampu ikut
merasakan indahnya Islam.
“Kaum
yang mampu harus berbagi dengan kaum yang kurang mampu. Dengan
demikian, umat akan merasakan indahnya kebersamaan,” tambah Erry.
Ketiga,
sebut Erry, dengan berkurban keikhlasan manusia diuji dari sifat rakus
dan tamak akan harta benda yang disenangi saat dunia. Kurban berarti
menyerahkan apa yang kita cintai dan kita sayangi dalam bentuk harta
yang kita miliki.
“Jauhkan
diri kita dari rasa tamak. Sifat tamak akan membuat kita lupa, bahwa
diantara harta kita terdapat hak orang kurang mampu,” ujar Erry.
Erry
juga mengimbau untuk masyarakat untuk merealisasikan semangat berkurban
dalam kehidupan sehari-hari dalam bingkai ketaqwaan dan ikhlas berbagi
kepada sesama, terutama bagi kaum kurang mampu.
“Semangat
berkurban, tidak hanya dilakukan pada Idul Adha saja, tetapi dalam
kehidupan sehari-hari dalam menjalankan tugas dan melayani masyarakat.
Itu adalah kewajiban abdi masyarakat,” ujar Erry. (red)
Posting Komentar
Posting Komentar