0
MEDAN DELI  | GLOBAL SUMUT- Puluhan pendemo mengatasnamakan kelompok Aliansi Anak Medan, terlibat adu fisik dengan ratusan warga etnis Tionghoa di Jalan Timah Pasar IX Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli.
Penyerangan tersebut dipicu oleh aksi penolakan pendemo terhadap keberadaan arena perjudian sabung ayam dan dadu yang beroperasi di tengah-tengah pemukiman masyrakat di kawasan tersebut, Minggu (25/8/2013). 

Para pendemo terdiri dari pria dan wanita sebelumnya mendatangi lokasi perjudian di kawasan Jalan Timah Pasar IX Kota Bangun Kecamatan Medan Deli, dengan menumpangi dua unit truk dan sepeda motor. Mereka menolak beroperasinya arena judi yang diduga mendapat beking dari oknum aparat penegak hukum.

“Di mana keberadaan aparat hukum kita, kenapa lokasi perjudian seperti ini dibiarkan bebas beroperasi. Untuk itu kami minta arena perjudian milik bandar judi asal Medan ini segera ditertibkan dan ditutup,” teriak pendemo.

Belum sempat lama berorasi di lokasi judi yang berada tak jauh dari sekolah itu, tiba-tiba seratusan massa dari warga keturunan Tionghoa yang bermukim tak jauh dari lokasi perjudian, menyerang dan memukuli pendemo secara membabi buta.
Karena kalah jumlah, pendemo yang telah terkepung akhirnya menjadi bulan-bulanan massa yang sebagian membawa kayu.

“Bubar kalian, aksi kalian ini sudah mengganggu kesenangan kami,” bentak beberapa warga sembari memukuli satu per satu para pendemo.

Merasa tersudut, puluhan pendemo berupaya menyelamatkan diri, bahkan di antara mereka sempat terjatuh dari atas sepeda motor setelah ditendang para penyerang.

Tak sampai di situ, di sepanjang jalan menuju keluar dari perkampungan tersebut pendemo kembali disambut pukulan warga yang telah menanti mereka.

Sedangkan belasan pendemo yang terjebak dan tidak dapat melarikan diri akhirnya hanya bisa pasrah saat disandera di sekitar lokasi perjudian dimaksud.

Berselang hampir 30 menit setelah peristiwa itu terjadi, aparat kepolisian tiba di lokasi. Belasan pendemo yang sempat tertahan itupun selanjutnya dibawa ke Mapolsekta Medan Labuhan, sementara baik bandar maupun para penjudi tak seorang pun diamankan.

Kapolsekta Medan Labuhan, Kompol Riza Fahlevi Lubis mengatakan, dari lokasi perjudian tersebut pihak mengamankan sekitar 15 orang pendemo.

”Apa yang mereka lakukan itu berbahaya, karena lokasi tersebut diduga ada oknum petugas yang membekinginya,” ujar Riza.

Hingga kini belasan orang diamankan dalam peristiwa itu lanjut perwira menangah Polri ini masih menjalani pemeriksaan untuk diambil keterangannya.

”Dari pengakuan (pendemo), mereka menggelar aksi di lokasi judi itu disuruh oleh oknum aparat militer dan itu yang kini masih kita selidiki kebenarannya,” tandasnya.

Terpisah, tokoh pemuda di Medan Utara, Abdur Rahman menanggapi aksi demo penolakan arena perjudian yang berlangsung ricuh itu menuturkan, apa yang dilakukan masyarakat pendemo itu sebagai bentuk ketidak berdayaan pemangku jabatan penegak hukum di Sumatera Utara khususnya kota Medan.

“Apa yang dilakukan masyarakat pendemo itu sebagai bentuk kekecewaan mereka tehadap aparat penegak hukum. Mereka menilai pemangku jabatan seperti Kapoldasu, Pangdam maupun Gubernur serta Walikota Medan dan anggota legislatif acuh terhadap ketimpangan hukum, yang justru akan menghancurkan dan merusak moral generasi bangsa,” tegas Rahman.

Beberapa tahun belakangan ini sebut dia, Medan Utara memang kerap dijadikan target lokasi oleh para mafia judi. Bahkan tak hanya di Kecamatan Medan Deli saja, beberapa tempat perjudian juga telihat bebas beroperasi di Belawan dan Kecamatan Medan Labuhan.

”Jadi yang katanya segala bentuk perjudian adalah musuh aparat penegak hukum itu cuma slogan saja. Kalau memang benar itu melanggar hukum kenapa masyarakat kita yang justru bertindak, kemana aparat penegak hukum kita yang dibayar mahal pakai uang rakyat untuk mengamankan dan menindak setiap pelanggaran hukum yang terjadi di negeri ini,” pungkasnya. (Red/GS/Mdn)

Posting Komentar

Top