0

Guru Aniaya  Murid Dengan Rol Besi

HAMPARAN PERAK | GLOBAL SUMUT - Tidak terima telah di aniaya oleh guru kelasnya, Wendi (12), siswa kelas VI SD Negeri 101743 Hamparan Perak Kabupaten.Deli Serdang, melapor ke Polres Pelabuhan Belawan , akibat dianiaya menggunakan rol besi. Siswa yang masih duduk dibangku kelas VI ini mengalami luka di tangan dan bahu.Korban mendatangi Polres Pelabuhan Belawan  didampingi orang tuanya,  Edi (40) selasa 10/09/2013 . Menurut keterangan Wendi saat ditemui usai membuat laporan, pemukulan itu terjadi saat pergantian jam pelajaran sekira pukul 10.00 WIB. Guru yang menganiayanya, Hutabarat, merupakan guru Honorer bidang studi  Bahasa inggeris .
“Saat itu saya sedang keluar kelas untuk buang air kecil di belakang dan murid -murid yang lain juga keluar, karena guru belum masuk ke dalam kelas, tetapi saat saya mau masuk kedalam kelas lagi, ternyata bertemu dengan pak Hutabarat (pelaku). Saya langsung di suruh baris di depan pintu  kelas bersama murid lainnya. Kemudian Pak Hutabarat memukul saya dengan rol besi  sebanyak tiga kali, sampai tangan,bahu dan badan saya luka,” ungkapnya, Selasa (10/09/2013).

Setelah memukul korban dan melihat  korban menangis, oknum guru tersebut langsung meninggalkan sekolah.

”Setelah dia memukul dan melihat luka saya, dia langsung menyuruh saya masuk ke dalam kelas,dan setelah itu oknum guru tersebut tidak kelihatan lagi” terangnya.

Setelah dirinya pulang ke rumah, ternyata ayah korban melihat ada luka di tangannya. Setelah diceritakan oleh korban, pihak keluarga sepakat untuk melaporkan kasus ini ke Polres Pelabuhan Belawan.

”Terus terang saya tidak terima, anak saya dipukul sampai luka oleh gurunya Pak. Seharusnya anak saya didik dengan baik bukan di aniaya, terpaksa saya laporkan kasus ini ke Polisi,” tambah ayah korban,kesal.

Sementara itu  aktivis  LSM Perjuangan Hukum dan Politik (PHP) Sumut Armen T. SH sangat menyesalkan sikap guru yang tidak terpuji itu, seharusnya
guru adalah sosok pendidik yang seharusnya memberikan pendidikan positif, bukan malah melakukan kekerasan terhadap murid.Pendidikan yang diwarnai dengan kekerasan tidak akan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik. “Pendidikan dengan kekerasan ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak. Apalagi usia SD dan SMA adalah usia yang sangat rentan psikologis. Dikuatirkan pendidikan yang diwarnai dengan kekerasan akan menghasilkan orang yang suka dengan kekerasan. Akan lahir kekerasan-kekerasan lain sebagai dampak terhadap kekerasan ini,” ungkap Armen.
"Sebagai Lembaga Swadaya Masyarat (LSM) kita akan menggiring kasus ini sampai ke Komnas Ham"tambah aktivis LSM PHP tersebut, Kekerasan terhadap anakitu adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak.

Tindakan kekerasan terhadap murid harus dihentikan dan mesti dikutuk. Di zaman sekarang pendidikan dengan kekerasan sudah tidak perlu dilakukan lagi. “Sudah tidak zamannya lagi mendidik dengan kekerasan. Anak didik yang nakal itu adalah mereka yang ingin diperhatikan. Guru seharusnya memberi perhatian. Jangan malah melakukan kekerasan terhadap murid tersebut,” ujarnya.

Kasus kekerasan yang dilakukan oknum guru terhadap siswa ini juga membuat Sekjen DPP LSM Berani K.Sijabat angkat bicara. “Saya mengutuk tindakan kekerasan terhadap siswa. Kekerasan tidak ada dalam ranah pendidikan kita. Apakah pendidikan kita ini akan menghasilkan manusia-manusia yang suka melakukan kekerasan,” tanya Sijabat.
Dikatakan Pemerhati Pendidikan ini, oknum guru yang melakukan tindakan kekerasan terhadap murid harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Harapannya, sanksi yang diberikan akan memberikan efek jera bagi guru-guru yang lain. “Ini bukan persoalan biasa. Tetapi ini adalah persoalan yang sangat gawat. Ini mencoreng nama baik dunia pendidikan yang identik dengan menciptakan SDM yang cerdas dan berakhlak mulia,” beber Sijabat.
Ia meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang melakukan pembinaan terhadap seluruh guru. Menurutnya, harus ditanamkan pada guru bahwa mereka adalah pendidikan yang akan menciptakan generasi bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia. Bukan sebaliknya, SDM yang suka dengan kekerasan. “Apa yang dilihat, dirasakan dan dialami oleh siswa itu lah yang akan mereka perbuat dikemudian hari. Jangan sampai pendidikan yang dilakukan pada saat ini menghasilkan manusia yang suka dengan tindak kekerasan dikemudian hari. Kalau itu terjadi, maka pendidikan saat ini hanya menghasilkan dosa besar,” pungkasnya.

Salah satu orangtua siswa yang namanya minta tidak ditulis  mengatakan Guru itu mendidik bukan harus main pukul, kalau Hutabarat itu guru Tekwondo ya kita maklum aja ini kan si Hutabarat itu  guru bahasa inggeris.Kita minta Kepala sekolah Drs.Lukman Hakim Siregar memberikan sangsi kepada guru tersebut,dan sebaiknya kepala sekolah mengganti guru honor yang sudah main pukul  itu,"ya sebaiknya kepsek mengganti guru yang menganiaya muridnya itu,masih jadi guru honor aja dia sudah main pukul apalagi  kalau sudah jadi PNS mungkin nanti main tendang saja dia sama murid-muridnya,"jelas

Terkait kekerasan guru terhadap murid kelas VI di  SD Negeri 101743 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang,Kepala sekolah Drs.Lukman Hakim Siregar ketika hendak dikompirmasi selasa(10/10/2013)tidak berada ditempat,menurut salah satu guru kepsek kurang sehat,"tadi pagi pak kepsek masuk pak tapi sebentar,kelihatanya  kepsek kurang sehat pak,"kata guru tersebut sambil berlalu,ketika ditanya Pak Hutabarat guru tersebut menghindar dengan mengatakan tidak tahu dan langsung masuk kekelas,demikian juga dengan guru lainnya sehingga terkesan menghindar dari pertanyaan wartawan yang datang,hingga berita ini dibuat baik Kepala sekolah maupun oknum guru yang menganiaya murid belum berhasil dikompirmasi.
(Red/GS/Mdn)

Posting Komentar

Top