0
SEI RAMPAH | GLOBAL SUMUT - Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Ir. H. Soekirman menyampaikan kuliah umum di hadapan para mahasiswa baru Tahun Ajaran 2013/2014 Universitas Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Nommensen, Jalan Sutomo Medan, Jum'at (6/9/2013).
Dalam kuliah umumnya yang diberi judul "Membangun budaya kepemimpinan di lingkungan kampus" ini Bupati Soekirman mengatakan bahwa mahasiswa Universitas HKBP Nommensen sebagai calon-calon pemimpin di masa depan agar mengikuti teladan misionaris Jerman sebagai pembawa perubahan yang luar biasa di tanah Batak yakni DR. Ingwer Ludwig Nommensen.
Hal ini disampaikan melalui Kabag Humas Setdakab Sergai Dra. Indah Dwi Kumala kepada wartawan, Senin (9/9/2013) di Sei Rampah. 

Lebih lanjut dikatakan Bupati Soekirman dalam pemaparannya bahwa Nommensen adalah seorang berkebangsaan Jerman, namun mengabdikan sebagian besar hidupnya di tanah Batak hingga akhir hayatnya dikuburkan di Sigumpar. Dengan keberanian dan semangat pengabdian yang tinggi Nommensen melayani etnis Batak yang saat itu masih tinggal di pedalaman dan masih primitif. Sampai akhirnya Nommensen berhasil  mendirikan salah satu Jemaat terbesar yang ada saat ini yakni HKBP. Semangat juang, pengabdian dan pantang menyerah inilah yang harus dimiliki oleh calon-calon pemimpin di masa depan.

Kemudian Bupati Soekirman berpesan kepada para mahasiswa UHN yang mayoritas beretnis Batak untuk tidak melupakan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Salah satunya yang harus dikuasai adalah silsilah keturunan marga yang merupakan alur keturunan dari keluarga kita sejak dari zaman nenek moyang. Ini merupakan hal penting yang harus tetap diketahui mahasiswa sebagai kaum intelektual yang tetap mencintai budayanya, jelas Indah Dwi Kumala.
Sebagai calon-calon pemimpin yang berintelektual dan berbudaya, menurut H. Soekirman ada 3 sifat buruk yang harus kita jauhi yang dikenal dalam bahasa Batak dengan istilah Hosom yang artinya dendam, teal yang artinya sombong dan late yang artinya iri kepada keberhasilan orang lain. ketiga hal ini harus dibuang jauh-jauh dari hati nurani dan pemikiran kita, ungkap H. Soekirman.
Dikatakan Beliau, mengenai konsep kepemimpinan dalam adat Batak dikenal dengan falsafah Dalihan Natolu dimana kedudukan seseorang ditentukan dengan adanya tiga kedudukan fungsional sebagai suatu konstruksi sosial yang terdiri dari ; pertama, Somba Marhulahula, kedua Elek Marboru dan yang ketiga, Manat Mardongan Tubu (bersikap hati-hati kepada teman semarga).Dalam konsep ini dikenal keadilan dalam kepemimpinan karena dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti pernah berada di masing-masing fungsi dari dalihan natolu.

Demikian dijelaskan Bupati Sergai dengan konsep kepemimpinan yang paling sederhana yang dapat kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, dimana kita bisa memimpin dan membimbing diri kita sendiri untuk menjadi pribadi yang memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada orang lain dimana pun kita berada.
Kepada Civitas Akademika Universitas HKBP Nommensen, Bupati Soekirman menyampaikan apresiasi yang tinggi karena telah banyak menghasilkan lulusan berkualitas. Semoga Universitas HKBP Nommensen tetap menjadi penyelenggara pendidikan yang bermutu serta mampu membentuk alumni yang berilmu pengetahuan dan berkarakter kepribadian bangsa yang kuat untuk menjadi calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, pungkas Kabag Humas Indah Dwi Kumala.
Selain Bupati Sergai Ir. H. Soekirman, turut menyampaikan kuliah umum pada acara penyambutan ini Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Burhanuddin Siagian dan Prof Dr. Belferik Manullang.
Hadir di acara tersebut Rektor Universitas HKBP Nommensen DR Ir Jongkers Tampubolon MSc, Wakil Rektor III Drs Maringan Panjaitan MSi, Asisten Kasdam I/BB dan Civitas Akademika Universitas HKBP Nommensen.(umm|Gs)


Posting Komentar

Top