SERGAI
| GLOBAL SUMUT-Dikeritik dan dinilai melecehkan sejarah budaya
dibentuk atau berdirinya kabupaten oleh Gerakan Angkatan Muda Melayu
Indonesia (GAMMI) di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) karena
mengutamakan atau memamerkan nuansa budaya Bali daripada nuansa budaya
Melayu.
Pengelola
Pantai Bali Lestari mengganti nama pantainya dengan pantai Kurnia
Lestari Sentosa. Hal itu dibuktikan telah dipasangnya baliho berukuran
sedang dipintu tiket masuk yang bertuliskan Kurnia Lestari Sentosa d/h
Pantai Bali Lestari.
Menanggapi
apa yang sudah dilakukan oleh pengelola itu, Ketua PC GAMMI Pantai
Cermin Jalinuddin ketika dikonfirmasi, Rabu (2/2) di Pantai Cermin
mengatakan, bahwa yang sudah dilakukan oleh pengelola Pantai Bali
Lestari belum sesuai dengan harapan GAMMI di Kabupaten Serdang Bedagai.
Digantinya
nama pantai tersebut dengan baru Kurnia Lestari Sentosa, belum menjadi
apa yang didambakan oleh GAMMI yang ada di Kabupaten Sergai. Jangan cuma
mengganti nama pantainya saja, nuansa budaya Bali-nya juga harus,”
ucapnya.
Mengganti
nama obyek wisata, menurut Ketua PC GAMMI Pantai Cermin, pengelola
Kurnia Lestari Sentosa d/h Pantai Bali Lestari di Dusun I, Desa Pantai
Cermin, Kabupaten Sergai, hanya untuk mematuhi peraturan dan perizinan
yang diterapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sergai.
“Ini
namanya sudah ngarang-ngarang aja. Kami (GAMMI-red) itu, yang paling
utama mempersoalkan budaya Melayu yang hampir sama sekali tidak ada di
obyek wisata pantai tersebut. Seharusnya yang pertama disoalah diganti,”
tandas Jalinuddin alias Nawuk, warga Desa Kuala Lama, Pantai Cermin.
Sayangnya
mendirikan sejumlah bangunan berornamen Bali dilokasi obyek wisata
bahari yang berada di Dusun I, Desa Pantai Cermin Kanan, Pantai Cermin,
Kabupaten Sergai tersebut, diantaranya, dibangunan pintu tiket masuk dan
menghiasi atau membalut puluhan batang pohon dengan kain warna hitam
dan putih.
Terkait
hal itu, Ketua Pimpinan Cabang (PC) GAMMI Pantai Cermin didampingi
Wakil Ketua Pimpinan Daerah (PD) GAMMI Sergai Suryadi, Selasa (12/1)
pernah menegaskan kepada pihak pengelola Pantai Bali Lestari agar segera
mengganti nuansa budaya Bali yang ada dilokasi obyek wisata bahari
tersebut.
Sebab,
apabila sudah menggantinya dengan nuansa budaya Melayu yang ada di
Kabupaten Sergai, untuk dijadikan sebagai ikon andalan pariwisata.
Berarti pengelola obyek wisata bahari yang ada di Sergai sudah
menjunjung tinggi dan menghormati adat dan budaya di Tanah Bertuah
Negeri Beradat.
Hal
itu ditanggapi oleh Samsul Efrizal mewakili salah seorang pengelola
Pantai Bali Lestari yang mengatakan, bukan melecehkan atau mensepelekan
budaya yang ada di Kabupaten Sergai. Dibuatnya nuansa budaya Bali di
Pantai Bali Lestari untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pariwisata.
Selain
itu, untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Sergai, terutama
Pantai Cermin. Dan sebagai tujuan pariwisata ekonomis bagi wisatawan
yang berada di Sumatera Utara. Alasannya, tidak mesti harus ke Bali di
Pantai Cermin sudah obyek wisata bahari bernuansa budaya Bali, jelas
Management pengawas lapangan.
Bahkan
menanggapi yang dikatakan GAMMI, Management, meminta agar kepada PD dan
PC GAMMI yang keberatan dengan nuansa budaya Bali dilokasi obyek wisata
Pantai Bali Lestari agar segera menemui pihak pengelola Pantai Bali
Lestari. “Kalau ketua GAMMI Pantai Cermin keberatan, suruh aja dia
datang kemari”, tandas Samsul.
Sesudahnya,
Pengurus Daerah Gerakan Angkatan Muda Melayu Indonesia (PD GAMI)
diketuai OK Syafrizul Herlach yang mengemban tugas sebagai pelestari dan
penjaga budaya Melayu atau melestarikan Kearifan Budaya Lokal di Tanah
Bertuah Negeri Beradat, Kamis, (21/1) melakukan audensi ke Pemkab
Sergai.
Kedatangan
PD GAMMI Sergai disambut dan diterima langsung oleh Pj Bupati Sergai Ir
H Alwin MSi yang didampingi Staf Ahli Bupati Drs Herlan Panggabean,
Kadis Parbudpora Henry Suharto SH, Kadis Perindagsar Drs H Rifai Bakri
Tanjung MAP dan Kakan Kesbangpolinmas Pemkab Sergai Drs Purba Siregar.
Diaudensi
itu, Ketua PD GAMMI Sergai menjelaskan, bahwa ada pengelola atau
pengusaha yang bergerak dibidang wisata membangun obyek wisata bahari di
Pantai Cermin, Kabupaten Sergai, telah melupakan budaya Melayu sebagai
atau yang merupakan sejarah budaya dibentuk atau berdirinya kabupaten
Serdang Bedagai.
“Di
Sergai telah terdapat objek wisata yang menghilangkan budaya melayu
serta di sulap menjadi nuansa Bali seperti Pantai Bali Lestari yang
memberikan ornamen corak bali, sementa itu Sergai merupakan kabupaten
Melayu,” katanya di ruang kerja Bupati Sergai di Sei Rampah.
Sementara,
Pj Bupati Sergai menyambut baik usulan tentang pelestarian budaya dari
PD GAMMI. Untuk itu akan dibuat peraturan yang dapat memberikan
perlindungan hukum terhadap seni budaya. “Saya instruksikan kepada
instansi terkait untuk menindaklanjuti permasalahan mengenai kebudayaan
ini. Hal ini agar kelak budaya yang ada di Kabupaten ini tidak punah
ataupun diambil negara lain,” tegas Ir H Alwin Msi.(putranursaid
marpaung)
Posting Komentar
Posting Komentar