PRESIDEN JOKOWI : HUMAS PEMERINTAH HARUS BERGERAK CEPAT
MEDAN
| GLOBAL SUMUT-Dalam rangka untuk memberikan pengarahan dan pemahaman
terhadap pelaksanaan program Pemerintah, Presiden Jokowi mengundang para
Humas Pemerintah yang berasal dari Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian dan BUMN pada hari Kamis (4/2) bertempat di Istana Negara
jakarta. ACS Humas Pelindo 1, M. Eriansyah juga turut diundang pada
pertemuan tersebut.
Presiden
Joko Widodo menginstruksikan kepada humas yang berada di Kementerian
maupun Lembaga Non Kementerian memiliki kecepatan dalam merespon dan
kecepatan memberikan informasi. "Jangan membalikkan dan jangan lagi saya
mendengar bahwa masyarakat menemui humas saja sulit. Padahal kita yang
harus mencari mereka (masyarakat) untuk memberikan informasi," ucap
Presiden pada pertemuan pada pertemuan dengan humas Kementerian dan
lembaga non kementerian, serta BUMN di Istana Negara, Kamis 4 Februari
2016. Lebih jauh Presiden mengatakan jangan sampai pemerintah maupun
BUMN yang telah bekerja dengan pontang-panting tapi tidak diinformasikan
ke publik. "Bagaimana masyarakat akan tahu? Informasikan apa yang telah
dikerjakan. Gunakan cara-cara baru dalam menyampaikan informasi,
tinggalkan pola-pola lama."
Presiden
mencontohkan beberapa hal yang seharusnya dapat diinformasikan kepada
masyarakat dengan lebih baik. Kredit Usaha Rakyat (KUR) misalnya, dimana
terjadi penurunan suku bunga 22-23 persen menjadi 11-12 persen, bahkan
tahun ini akan diturunkan lagi menjadi 9 persen. "Bagaimana masyarakat
akan tahu jika tidak diinformasikan, karena KUR diperlukan masyarakat.
Beritahukan juga cara mendapatkan KUR kepada masyarakat," ucap Presiden.
Hal
lainnya adalah tentang penenggelaman kapal yang menangkap ikan secara
ilegal. Presiden meminta jangan hanya berita kapalnya saja yang
diangkat. "Tapi jelaskan bahwa kita bertindak tegas dalam menghadapi
kapal penangkap ikan ilegal," ujar Presiden.
Di
bidang perminyakan misalnya, bagaimana pemerintah dapat membubarkan
Petral yang telah ada selama puluhan tahun. "Harus ada penjelasan karena
merupakan sesuatu yang sangat besar sekali. Kenapa Petral bubar dan
akhirnya rakyat dapat apa?" kata Presiden.
Presiden
menekankan pentingnya melibatkan masyarakat. Presiden memberi contoh
cara baru dalam berkomunikasi, misalnya dengan mulai melibatkan
masyarakat dalam program pemerintah maupun BUMN, misalnya apa nama jalan
tol, bandara atau pelabuhan. "Apa nama kereta cepat? Mungkin
halilintar. Beri kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat," kata
Presiden. Untuk itu, Presiden juga meminta agar humas-humas yang ada di
Kementerian/Lembaga dan BUMN untuk bergerak lebih cepat dan lebih
memiliki kepekaan dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
"Kesampingkan ego sektoral. Ke depankan kebersamaan dan sinergi. Jangan
hanya fokus pada masalah-masalah yang ada di kementeriannya saja," ucap
Presiden.
Terlebih
lagi saat ini, Presiden mengingatkan bahwa kita kini memasuki era
persaingan dan kompetisi. Kompetisi yang dihadapi adalah kompetisi antar
negara. Untuk itu, Presiden mengingatkan pentingnya persepsi yang
disampaikan humas-humas kementerian dan lembaga non kementerian maupun
BUMN. "Apa goal terakhir dari persepsi sebuah image? Ingin ada trust
(kepercayaan) dari rakyat, dari dunia," ucap Presiden. Presiden
menjelaskan bahwa persepsi positif suatu negara diperlukan untuk
menunjukkan bahwa negara itu layak menjadi tujuan pariwisata dan
investasi.
Presiden memberikan contoh saat terjadi peristiwa ledakan bom pada
beberapa minggu yang lalu. Respon saat itu, kata Presiden, sangat bagus
sekali. "Rakyat tidak takut, semua tidak takut. Semua bergerak," ucap
Presiden. Upaya bersama seperti itu sangat diperlukan. Presiden
menjelaskan bahwa tujuan utama dari teroris adalah menimbulkan
ketakutan. "Begitu ada pernyataan rakyat tidak takut, negara tidak
takut. Responnya hampir bersamaan. Dan diapresiasi baik dari dalam dan
luar negeri. Terutama kecepatan TNI dan POLRI serta masyarakat," ujar
Presiden.
Pada
Acara ini juga turut dihadiri oleh Kepala Staf Presiden Teten Masduki,
Juru Bicara Presiden Johan Budi dan Tim Komunikasi Presiden Ari
Dwipayana dan Sukardi Rinakit(abu)
Posting Komentar
Posting Komentar