JAKARTA | GLOBAL
SUMUT-Ahmad Budi Cahyono, guru SMAN 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur
meninggal dunia karena dianiaya oleh siswanya sendiri. Ketua Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault sangat menyesalkan hal tersebut
dan mengajak semua pihak mendiskusikan serta merumuskan solusi jangka
panjang untuk menjamin kejadian serupa tidak terulang.
Adhyaksa
Dault mengatakan, sekarang banyak sekali berbagai masukan yang sangat
bagus dari individu dan berbagai pihak. Semuanya dapat ditonton di TV,
dibaca di media, media sosial maupun yang menyebar lewat berbagai
aplikasi percakapan online. Semuanya bersedih dan tidak ingin hal serupa
terjadi di masa yang akan datang.
Menurut
Adhyaksa, kita perlu bersama-sama mencari, memahami akar persoalan,
mengetahui apa yang dibaca siswa, apa yang ditonton oleh siswa-siswa
kita, pergaulannya sehari-sehari, film-film baik produksi dari luar
maupun dari dalam yang berisi kekerasan atau inspirasi untuk melakukan
kekerasan.
“Terus
terang, sampai sekarang saya tidak percaya ada seorang murid di
Indonesia yang melakukan perbuatan terkutuk terhadap gurunya sendiri.
Ini sangat bertentangan dengan hati nurani semua orang di dunia. Karena
itu, kita perlu mendiskusikan lebih serius, lebih lama agar lahir solusi
dan rekomendasi yang menjamin kejadian yang sangat menyedihkan ini
tidak terulang,” ujar Adhyaksa Dault di Jakarta, Sabtu (4/2/2018).
Adhyaksa
menambahkan, peristiwa memilukan ini bukan kali ini saja. Sebelumnya,
seorang guru di Sulawesi Selatan dianiaya oleh siswa dan orang tua siswa
tersebut. Bahkan, ada juga anak menganiaya hingga membunuh orangtua
kandungnya.
“Sejak
kecil kita diajarkan, jangankan memukul apalagi membunuh, berkata “ah”
atau membantah saja sudah dosa besar bagi seorang anak. Hal-hal yang
mustahil terjadi dan tidak kita perkirakan sekarang bisa terjadi,”
paparnya.
“Saya
sudah mencari dan membaca berbagai informasi tentang Guru Ahmad Budi
Cahyono. Dia sosok guru yang baik. Kemampuan beliau di bidang seni
banyak sekali, ia mampu melukis, memainkan berbagai alat musik dan
mengajarkan dengan penuh kesabaran kepada murid-muridnya. Beliau juga
guru honorer dengan gaji tergolong rendah, namun tetap semangat dan
ikhlas mengajar. Sekali lagi kita harus memberikan jaminan agar
guru-guru kita dapat mengajar dengan tenang dan aman. Kejadian
menyedihkan ini tidak boleh terulang. Mari bersama kita rumuskan solusi
jangka panjang,” ujar Adhyaksa Dault.[red]
Posting Komentar
Posting Komentar