0
BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Tindakan tidak manusiawi dan semena-mena yang dilakukan pejabat di negeri ini kembali dialami masyarakat golongan bawah. Kali ini tindakan tidak manusiawi tersebut dirasakan petugas honor kebersihan Puskesmas Kelurahan Sicanang Belawan Letti Saragih (60) warga Blok I Lingkungan 3 Kelurahan Sicanang Belawan. Sabtu (31/3).

Ceritanya diduga berawal dari terungkapnya potongan gaji L. Saragih yang dilakukan kepala Puskesmas pembantu Sicanang Belawan dr. TM.

Sejak tahun 2001–2017 LS bekerja sebagai petugas kebersihan sekaligus jaga perlengkapan Puskesmas Pembantu Kelurahan Sicanang Belawan, sampai dengan tahun 2012 LS terima gaji honor Rp. 300 ribu/bulan. Di tahun 2013 honor LS Rp. 400 ribu/bulan yang diserahkan melalui Mora Sipapahan.

Terungkapnya potongan honor LS yang dilakukan berjamaah itu di tahun 2017. LS terima honor Rp. 500 ribu/bulan yang seharusnya LS terima Rp. 1.338.000/bulan. Potongan honor tak resmi itu mencuat ke Dinas Kesehatan Kota Medan sehingga kepala Puskesmas Pembantu Sicanang Belawan dr. TM berdamai dengan LS dengan ketentuan kembalikan kerugian LS sebesar Rp. 12.800.000.

Sejak diungkapnya potongan gaji tersebut, hubungan LS dengan dr. TM tidak lagi harmonis. LS selalu salah di mata dr. TM. Puncaknya tahun 2018, SK pengangkatan penetapan honor kebersihan Puskesmas Pembantu Sicanang atas nama LS dihapus dan dialihkan pada orang lain, parahnya Kadis Kesehatan kota Medan tidak hargai jasa LS yang selama 17 tahun ngabdi di Puskesmas Pembantu Sicanang.             

“Saya kecewa atas kepiluan yang saya alami, andai saja saya tau berakibat seperti ini saya tidak mau berdamai saat gaji saya dipotong bertahun-tahun. Belakangan nama saya dihapus dari SK penetapan kebersihan dan digantikan orang lain”. Kata LS saat mengadukan keluhannya di kantor wartawan. Sabtu (31/3).

LS berharap agar DPRD dan Walikota Medan menyahuti keluhannya dan perjelas upah honor sejak tahun 2001. “Mungkin saja honor yang saya terima sejak tahun 2001 dipotong oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Saya berharap agar Walikota dan DPRD Medan berkenan menyahuti keluhan saya yang dibuang begitu saja tanpa syarat dan alasan yang jelas”. Harap LS.

Menanggapi hal itu, aktivis kota Medan K. saragih sesalkan pemotongan honor yang tak resmi. Menurut K. Saragih berdamai dan ganti kerugian bukanlah sifat pengajaran. “Jika kasus pemotongan honor tak resmi yang dialami LS itu benar pernah terjadi, maka kita akan desak Walikota Medan untuk ambil tindakan tegas. Berdamai itu sah-sah saja, tindakan administrative harus diambil Walikota Medan agar ke depannya dapat lebih baik”. Kata K. Saragih.

Kepala Puskesmas Pembantu Sicanang Belawan dr. Trisna Murni ketika dikonfirmasi, Sabtu (31/3) buang ke Dinas Kesehatan. “Bapak konfirmasi aja ke Dinas Kesehatan Kota Medan, karena yang berwenang atas itu adalah Dinas”. Kata Trisna melalui pesan singkat WhatsApp. [abu/man]

Teks foto  : Letti Saragih saat menunjukkan SK Pengangkatan dan Penempatan honor kebersihan di Puskesmas Pembantu Sicanang Belawan yang pernah diterimanya. Foto/doc. Globalsumut.com   

Posting Komentar

Top