0
LABURA | GLOBAL SUMUT- Berbagai  elemen masyarakat Kecamatan Kualuhhulu,Kualuh selatan,Kualuhhilir dan Kualuh ledong, mengecam pihak KUD KOPERASI PRODUSEN  ANDALAN di Kecamatan Kualuh selatan yang telah semena mena mempermainkan DANA BANSOS Kementerian  Koperasi RI Dana Anggaran tahun 2013 .
Biasalah orang kualuh, yang terkenal gemar bapantun meski kadang bermakna sindiran sebagai ungkapan rasa kecewa atau kekesalan, seperti pantun satu ini meski kurang elok tapi mulai ngetren mencemooh permainan Ketua Koperasi Andalan Labura, Maruli Tua yang mengaku sebagai Tokoh Koperasi tapi ternyata penokoh. Ia di pantunkan “ Tupai sudah tak pandai lagi melompat , Maka terjerembab “ akibat aksi golap matonya nekat mengolah kucuran anggaran bantuan untuk memberi anggota koperasi yang di bawahinya dengan alokasi dana bantuan BANSOS P.R.L Kementerian Koperasi RI 2013 sebesar Rp.375.000.000,- untuk pembuatan 50 Unit kios pedagang tradisional di Desa Pamingke Kebun. Kec. Aek Natas Labura.
 
Di kira Maruli akal bulusnya berjalan mulus, Cuma sebatas melaksanakan pembuatan 10 Unit kios kecil yang menganggap kegiatan ini sudash layak, tapi ternyata maleyak dan baserak, bahkan lantai dasar sudah rotak-rotak hingga kedasar pondasi. Akibat memanipulasi material dan campuran semen naif nya lagi, pihak Pemkab yang meluangkan waktu untuk memantau dan melakukan pembinaan kegiatan malah di tuding jadi kambiang hitam atas permainan yang masuk dalam tindak pidana korupsi karena telah merugikan keuangan negara.
 
Infestigasi beberapa wartawan di lapangan kegiatan bersama seorang pemerhati konstruksi bangunan juga sebagai sekjen LSM Perkara Labura kamis ( 13/03 ) Munir Nasution mengatakan “ Bahwa kondisi bangunan kios jauh dari kelayakan anggaran ,  banyak terjadi manipulasi atas ini, sedang keadaan fisik bangunan baru jadi sudah memprihatin kan begini “ . di sana sini terjadi keretakan, manalagi nanti kalau sudah di tempati, bisa bisa rubuh tiang tiang penyangga akibat pembuatan pengecoran pondasi bangunan di mark up.
 
Taksiran kami sementara di lapangan , biaya atas bangunan ini tidak lebih dari Rp.80.000.000,- sisanya jelas di korup untuk memperkaya diri sendiri. Kita akan menindak lanjuti hal ini , agar rasa kepercayaan pemerintah pusat  untuk mengulurkan bantuan BANSOS Labura  tidak salah pilih lagi dan tepat sasaran. Demi nama baik koperasi sudah selayaknya para pengurus memplenokan keberadaan ketua Maruli tua dengan sosok yang pantas jangan merasa tokoh tapi penokoh, ini rumor beberapa warga yang berhembus saat ini .
 
Menerangkan Kabid Koperasi Labura di ruangan kamis ( 13/03 ) ulah buruk  seperti ini yang bisa menghambat bantuan BANSOS  dari pusat kita sudah maksimal membina dan telah 3 kali melakukan panggilan secara tertulis, untuk mempertanggungjawabkan proyek BANSOS  ini. tapi di abaikan pihak KOPERASI  . (Tan / Labura)

Posting Komentar

Top