0

MEDAN LABUHAN | GLOBAL SUMUT - Pasca Ratusan siswa Kelas,10,11,12 SMA Negeri 19 Jalan Yos Sudarso KM 18,5 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan melakukan aksi demo, Senin (1/9)sekira pukul 08.00 WIB.Akhirnya Tim Disdik Kota Medan Selasa (02/09/2014) turun langsung membentuk Tim yang akan menginvestasi dugaan pungli yang di lakukan oleh Renata Nasution Kepala Sekolah SMAN 19 Medan.

Kasek SMAN 19 Medan Didemo Siswa
Dalam demo para siswa/siswi meminta Kepala Sekolah untuk lengser dari jabatannya ,imformasi yang dihimpun , aksi mogok belajar tersebut dipicu karena ketidakpuasan para siswa terhadap kepala sekolah Renata Nasution yang terkesan tidak mau transparan terhadap dana OSIS yang disimpannya. Aksi tersebut berlangsung damai, tapi hampir ricuh disaat Masrul Badri, Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) yang hadir saat itu memberi arahan kepada siswa dengan nada mengancam. “Kalau kalian tidak mau belajar tidak apa-apa, sekolah ini akan kami tutup” katanya.

Dalam orasinya salah seorang siswa, Rifki (15) menuding kepala sekolah terlalu mengintimidasi para siswa klas 12 karena tidak mendukung program-programnya di sekolah. Bukan itu saja kepsek telah membebani para murid dengan berbagai kutipan (pungli) seperti uang baju sekolah, baju batik, baju olahraga serta uang atribut yang selalu memberatkan para siswa.  " Sakit perut kami liat muka bu Kepsek. Kami nggak mau ibu itu lagi di sekolah ini," teriak salah seorang siswa laki-laki yang disambut tepuk tangan ratusan siswa yang berdiri dilapangan siang itu.  Menurut Situmeang (14) klas 10, dengan dalih uang pembangunan kepsek mengutip sebesar Rp 300 dari para siswa." Uang kami dikutip Pak! Tapi pembangunan tak pernah ada," kata Situmeang.  Lain halnya, Ang (15) mereka dipaksa kepala sekolah untuk mengikuti les IPA yang diadakan oleh bimbingan les Expert. Kalau tidak mengikuti bimbingan les tersebut seluruh siswa IPA akan dimutasikan ke klas IPS." Kami semua dipaksa harus mengikuti bimbingan les kalau tidak bakal dipindahkan ke klas IPS," tutur Ang.  Ketika dijumpai Kepala Bidang Dikmenjur (Pendidikan Menengah Kejuruan) Masrul Badri Dinas Pendidikan Kota Medan mengatakan sampai sejauh ini belum mengetahui persolan terkait demo di SMAN 19.
Masrul menerangkan akan mengumpulkan dulu para guru serta siswa dan kepala sekolah untuk duduk bersama membicarakan masalah yang ada.  Kepsek SMAN 19 Renata Nasution hingga saat ini belum juga bisa dikonfirmasi para wartawan. Renata pun terlihat lebih banyak berdiam diri saat para awak media mendekatinya.  Pantauan sampai sore hari itu terlihat di SMAN 19 tak ada proses belajar dan mengajar. Sebahagian siswa berkumpul bersama seluruh guru dan pihak Dinas Pendidikan Kota Medan di aula sekolah membicarakan persoalan terkait pengutipan di SMAN 19 Medan.(Red/GS).
Ratusan siswa SMA Negeri 19 Jalan Yos Sudarso KM 18,5 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan melakukan aksi demo, Senin (1/9)sekira pukul 08.00 WIB. Mereka meminta Kepala Sekolah (Kasek) untuk lengser dari jabatannya. Keterangan dihimpun Jurnal Asia menyebutkan, aksi mogok belajar tersebut dipicu karena ketidakpuasan para siswa terhadap kepala sekolah Renata Nasution yang terkesan tidak mau transparan terhadap dana OSIS yang disimpannya.
Aksi tersebut berlangsung damai, tapi hampir ricuh disaat Masrul Badri, Kabid Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) yang hadir saat itu memberi arahan kepada siswa dengan nada mengancam. “Kalau kalian tidak mau belajar tidak apa-apa, sekolah ini akan kami tutup” katanya. Namun ketika dikonfirmasi Masrul Badri membantah mengatakan hal tersebut.
“Saya tidak ada mengatakan akan menutup sekolah, hanya saja bahasa seperti itu agar para murid mau masuk dan belajar kembali seperti biasa,” kata Masrul Badri
Sementara itu, Ketua OSIS SMA Negeri 19 Medan Rifky Adha ketika ditemui Jurnal Asia mengatakan, para siswa sudah banyak tertekan dengan sikap kepala sekolah yang sangat otoriter. “Kami para siswa sangat merasa tidak nyaman dengan sikap kepala sekolah, kalau bisa diganti,” kata ketua OSIS.
Rifky Adha juga menambahkan Kasek telah  diberi tempo satu minggu untuk menerangkan pengelolaan dana OSIS tersebut, namun sepertinya beliau tidak mau menjelaskan kepada pengurus OSIS tentang kemana arah uang kas OSIS  tersebut juga memaksa para murid untuk mengikuti les mata pelajaran dengan membayar Rp370 ribu hingga Rp700 ribu persiswa serta meminta agar pengurus OSIS untuk mengganti dana perpisahan dan pentas seni yang terkendala dikutip dari para murid kelas tiga yang telah tamat tahun 2014 kemarin.
“Kami telah beri waktu satu minggu kepada kepala sekolah untuk memberikan laporan, namun tidak digubris,” ungkap Rifky
Setelah beberapa saat berlalu akhirnya tepat pukul 11.30 WIB pengurus OSIS didampingi para siswa serta guru juga utusan dari Diknas Kota Medan melakukan perundingan.
Dalam perundingan tersebut, beberapa poin yang disepakati antara kepala sekolah dan para siswa di depan utusan Dinas Pendidikan Kota Medan yakni salah satunya, mulai Senin (1/9) les mata pelajaran dibekukan dan laporan penggunaan uang kas OSIS akan dibuat secara tertulis oleh kepala sekolah.
Sementara kepala Sekolah SMA Negeri 19 Medan ketika dikonfirmasi mengatakan, “Saya sangat menyesalkan terjadinya aksi tersebut, dan saya mengerti aksi ini berlangsung bukan dari hati nurani murid-muridnya yang tersayang, namun karena ada salah seorang yang termasuk di dalam tubuh SMA Negeri 19 Medan ini sendiri yang ingin menghancurkan reputasi sekolah tersebut.
“Saya maklum dengan sikap para murid-murid, dan yakin ide aksi ini tidak timbul dari para siswa, tapi karena ada oknum terntu yang memprovokasi,” pungkas  Renata Nasution. (syahril) - See more at: http://jurnalasia.com/2014/09/02/kasek-sman-19-medan-didemo-siswa/#sthash.CiawPrR5.dpuf

Posting Komentar

Top