0
MEDAN | GLOBAL SUMUT-Untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat di Sumatera Utara, personil Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Perangkat Desa (Kepala Desa/Lurah) melakukan apel Kebangsaan dan Kesiapan Kontijensi di wilayah Sumut Tahun 2016 di Lapangan Benteng, Medan, Kamis (27/10).

Gubernur Sumatera Tengku Erry Nuradi bertindak sebagai pimpinan Apel dengan komandan Apel Kaden A Pelopor Polda Sumut AKBP Nugroho Tri Nuryanto, SIK.,M.H.

Tampak hadir pada acara tersebut Kapolda Sumut Irjen Pol Dr H Rycko Amelza Dahniel, Pangdam I/BB TNI Lodewyk Pusung dan segenap anggota Forkopinda Sumut serta para anggota Forkopinda Kabupaten/Kota, Wakil Walikota Kota Medan, Instansi vertikal di Sumut, para Rektort PTN dan Swasta, Para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Ketua Forum Strategis Sumut, para camat, lurah, kepala Desa se Sumut, Babinsa dan Babinkamtibnas se Sumut. 

Sebelum menyampaikan Amanat Gubsu Tengku Erry Nuradi bersama Kapolda Sumut Irjen Pol Dr H Rycko Amelza Dahniel, Pangdam I/BB TNI Lodewyk Pusung dan segenap anggota Forkopinda Sumut terlihat memeriksa persiapan dari para personil.

Dalam amanatnya Gubsu Tengku Erry Nuradi mengatakan pelaksanaan Apel Kebangsaan dan Kesiapan Kontijensi merupakan salah satu upaya dalam rangka menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila, UUD RI Tahun 1945, Negara Kesatuan RI (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. "Apel ini sangat strategis untuk meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan sinegitas di tengah masyarakat demi mendorong pembangunan nasional khususnya di Sumatera Utara," ujar Gubsu.

Indonesia, lanjut Gubsu yang bercorak heterogenitas demikian kompleks dengan potensi disitegrasi yang tinggi mengharuskan setiap langkah diarahkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan serta memperkokoh komitmen kebangsaan. Dengan demikian komitmen kebangsaan pada hakekatnya adalah usaha untuk meningkatkan nasionalisme dan rasa kebangsaan sebagai suatu bangsa yang bersatu dan berdaulat dalam wilayah Negara Kesatuan Indonesia.

Sumut juga menurut Gubsu merupakan potret kecil miniatur masyarakat Indonesia yang multikultural. Hampir semua suku, agama, ras dan adat budaya dapat ditemukan di Sumatera Utara. Jika ditelisik lebih dalam memiliki berbagai potensi konflik mulai dari sengketa tanah, sumber daya alam, politik lokal, SARA dan lainnya dapat mengancam stabilitas wilayah. "Untuk itulah kita semestinya menyatukan gerak dan langkah sinergis menjaga tetap terciptanya situasi yang harmoni, aman dan kondusif di Sumatera Utara," sebut Gubsu.

Sementara Pangdam I/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung mengatakan mengatakan bahwa tiga pilar plus (Babinsa, Babinkamtibnas, perangkat desa (lurah/Kepala Desa) yang ada di desa ibarat tungku. Dan bila 3 tungku ini bersatu lanjutnya, masalah apapun yang timbul di desa tersebut akan dapat diatasi sehingga desa tersebut aman damai dan tenteram. "Pergerakan nyamuk atau semutpun yang menimbulkan masalah akan dapat diselesaikan apabila ketiga pilar ini bersatu, apalagi didukung oleh masyarakat," sebut Jenderal Bintang Dua tersebut,

Tak hanya itu, pertunjukan yang dilakukan anggota TNI dan Polri dalam kesiapan menghadapi kontijensi yang bila suatu waktu terjadi di tengah masyarakat. Begitu juga dengan pemberian perhargaan terhadap Bhabinsa, Bhabinkamtipmas, Kepala Desa, Lurah se-Sumatera Utara yang berprestasi.(gbs/mdn)

Posting Komentar

Top