0
MEDAN | GLOBAL SUMUT-Ketua TP PKK Provinsi Sumatera Utara Ny Evi Diana Erry Nuradi menyebutkan produksi cabai merah di Sumut dibandingkan dengan kebutuhannya adalah surplus.

Data tahun 2016 menunjukkan produksi kita 222.966 ton, sementara kebutuhan per-tahun hanya 70.856 ton, sehingga kita surplus 152.110 ton.

“Namun, jumlah ini tidak menyebar secara stabil bulan perbulannya dan sebagian besar di ekspor keluar Sumut. Jadi pada bulan tertentu misalnya musim hujan seperti saat ini produksi cabai rendah dibandingkan kebutuhan sehingga harga cabai melambung tinggi,” sebut Evi Diana usai MoU Pendampingan dan Pengawalan Proses Pengembangan dan Implementasi Inovasi Teknologi Pertanian di Lahan Pekarangan antara BPTP Balitbangtan Sumut dengan Tim Penggerak PKK Provsu di sekretariat gedung PKK Provsu Jl. Teuku Cik Ditiro Medan, Senin (23/1/2017).

Hadir Plt Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu Dahler Lubis, Plt Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura Provsu Azhar Harahap, Kepala BPTP Balitbangtan Sumut Andriko Noto Susanto, Wakil Ketua TP PKK Provsu Ny Hasban Ritonga, perwakilan BI wilayah Sumut dan undangan.

Seperti diketahui pada 25 November 2016, Menteri Pertanian mencanangkan gerakan penanaman 50 juta tanam cabai di seluruh Indonesia yang melibatkan Tim Penggerak PKK Pusat dan Daerah melalui pemanfaatan pekarangan rumah, sekolah, kantor dan gedung-gedung lainnya.

Program ini bertujuan mewujudkan kemandirian pangan khususnya dari kelompok aneka bumbu terutama cabai yang setiap tahun menjadi sumber inflasi di Indonesia.

Permasalahan tingginya harga cabai yang terjadi setiap tahun tersebut dapat kita atasi dengan memberdayakan pekarangan melalui program-program PKK.

Dengan jumlah rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara sebesar 3.257.205 KK, jika masing-masing menanam 10 batang cabai saja maka akan diperoleh produksi sebesar 32.527 ton atau 50% dari kebutuhan rumah tangga. “Mari kita galakkan menanam cabai,” pinta Evi.

Evi menyebutkan, upaya ini selain bertujuan mewujudkan kemandirian pangan juga dapat meningkatkan pendapatan akibat penghematan pengeluaran rumah tangga.

Sudah pasti penyebab inflasi dari cabai dapat kita kendalikan bersama. “Dan itu dilakukan oleh ibu-ibu PKK,” tandas Evi.

Untuk mewujudkan upaya tersebut kita perlu bergandengan tangan dengan Kementerian Pertanian yang diwakili oleh BPTP Balitbangtan Sumatera Utara beserta Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura melalui program pemanfaatan pekarangan (urban farming) dengan menguatkan program kawasan rumah pangan lestari (KRPL).

Program ini selain mendukung ketahanan pangan dan ketahanan keluarga, juga untuk menjawab kebutuhan akan sumberdaya lahan yang semakin meningkat, di tengah ketersediaan lahan yang semakin terbatas.

Evi juga menyebutkan penerimaan bibit cabai ini sangat bermanfaat bagi PKK yang tentunya dapat ditanami di lahan pekarangan. “Ini tentunya sebagai salah satu peningkatan kualitas hidup keluarga dan kontribusi PKK dalam menggalakkan pembangunan yang bermuara pada peningkatan derajat kehidupan masyarakat yang lebih baik di Sumatera Utara,” ucapnya.

Sementara Plt Kadis Tanaman Pangan dan Holtikultura Provsu Azhar Harahap menyebutkan BPTP Balitbangtan Sumut, Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Sumut telah menyiapkan 125 ribu bibit cabai yang nantinya akan disebar ke PKK kabupaten/kota.

“Sementara ini sebanyak 25 ribu bibit cabai akan diserahkan ke PKK Provinsi dan 100 ribu bibit cabai untuk dibagikan ke PKK kab/kota di Sumatera Utara,” ucap Azhar.[rs/red/gbs]

Posting Komentar

Top