0
MEDAN | GLOBAL SUMUT-Rentannya potensi korupsi di dinas Bina Marga kota Medan memerlukan atensi khusus dari instansi pengawasan, seperti Badan Pengawas Keuangan (BPK). Hal ini untuk menghindari kerugian negara yang diakibatkan oleh kelemahan dalam pengawasan. Demikian disampaikan Safrizal Elbatubara, aktifis anti korupsi dari Gerakan Aku Geram dan Anti Koruptor (GAGAK).

Menurut mantan aktifis mahasiswa ini, pemberantasan korupsi harus dimulai dari awal, dalam bentuk pencegahan, jangan lagi setelah selesai pekerjaan banyak yang tersangkut korupsi.

Selama ini menurut info yang beredar bahwa pengaspalan yang dilakukan oleh dinas Bina Marga kota Medan tidak sesuai ukuran, dimana dinas Bina Marga kota Medan memberikan toleransi sebesar 0.02 cm terhadap seluruh pekerjaan pengaspalan di kota Medan.

Kita tidak tau apa dasar dari toleransi ini, tapi yang jelas akibat dari toleransi ini keuangan negara telah dirugikan. Kita hanya bisa menduga apakah toleransi ini merupakan bentuk kompensasi, tanya Safrizal.

Jika dilihat 0.02 memang sangatlah kecil, namun apabila dilakukan penghitungan, 0.02 dikali lebar rata rata jalan kota 6 meter dikali panjang 20.000 meter dikali 2.25 massa jenis aspal dikali harga aspal 1.000.000/ton maka akan didapat hasil yang fantastis yakni sebesar 5.4 milyar, kata Safrizal menerangkan.

Lebih lanjut Safrizal menerangkan bahwa 0.02 ini masih dari toleransi yang diberikan oleh dinas Bina Marga kota Medan kepada para rekanan yang mendapat pekerjaan. Belum lagi seandainya rekanan tersebut memang melakukan dengan sengaja dengan cara sengaja mengurangi ketebalan sampai 0.05 persen.

Oleh karenanya, Safrizal meminta kepada Badan PENGAWAS keuangan ( BPK ) agar kebih terperinci dalam melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan pengaspalan di kota Medan. Jangan lagi seperti  yang terjadi selama ini, dimana BPK hanya mengambil beberapa sampel pekerjaan. Seharusnya BPK memeriksa keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan oleh dinas Bina Marga kota Medan, kata Safrizal mengakhiri pernyataannya.[rs]

Posting Komentar

Top