0
BELAWAN | GLOBAL SUMUT-Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyatakan agar kinerja lambat di terminal behandle Belawan Internasional Container Terminal (BICT) jangan dibiarkan berlarut-larut. Untuk itu, ALFI Sumut menyarankan PT Pelindo I supaya areal terminal behandle di perluas dan fasilitas alat yang ada saat ini ditambah.

"Lambatnya proses pemeriksaan barang ekspor - impor di terminal behandle sering dikeluhkan pengguna jasa. Ini disebabkan memakan waktu lama karena keterbatasan fasilitas alat," ujar, Surianto, Ketua DPW ALFI Sumut, Rabu (21/3/2018).

Surianto, mengatakan, kalau kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, tentunya akan menimbulkan penumpukan barang menggunakan kontainer di terminal pelabuhan BICT, disamping beban biaya tinggi bakal ditanggung pengusaha eksportir maupun importir.

"Biaya pemindahan atau penimbunan siapa yang tanggung. Ini jangan dibiarkan, pelindo mesti merenovasi areal behandle. Alat-alatnya juga mesti ditambah," katanya.

Senada disampaikan, Budi Armansyah alias Ade penguna jasa dari perusahaan EMKL di Belawan. Kinerja lambat di terminal behandle sebut dia, sudah berlangsung lama.

"Kalau barang tertahan lama karena mengantre proses pemeriksaan, sudah pasti menambah cost yang harus dibayarkan pemilik barang," tutur, Ade.

Kepada media dibeberkannya, untuk proses pemeriksaan satu unit kontainer berisi barang jenis campuran saja, membutuhkan waktu sekitar satu jam lamanya.

 "Itu baru satu kontainer, sedangkan kontainer yang masuk mengantre dan akan diperiksa di behandle cukup banyak," ungkapnya.

Asisten Manager Hukum dan Humas BICT, Tengku Irfansyah ditanyai membenarkan keterlambatan pemeriksaan barang di terminal behandle. Apalagi lanjut, Irfan pada saat menjelang hari besar keagamaan seperti Lebaran dan Natal sering terjadi over kapasita.   "Rata-rata per bulan saja, jumlah kontainer barang ekspor - impor di BICT mencapai 30.000 unit. Sementara luas area terminal behandle sekitar 23.000 meter Irfan," jelas, Irfan.

Atas keterbatasan dimaksud PT Pelindo sambung dia, telah berencana untuk memperluas areal lahan penumpukan di terminal behandle, agar proses pemeriksaan serta arus keluar masuknya barang menggunakan kontainer dapat ditampung dan tidak terjadi delay.

"Kemungkinan rencana perluasan lahan dilakukan tahun depan (2019). Untuk alat mungkin ada beberapa yang bakal ditambah termasuk reastaker," kata juru bicara BICT.[shippingnews]

Posting Komentar

Top