0
LANGSA | GLOBAL SUMUT-Perusahaan sosial asal Inggris yang bergerak di bidang manajemen pengolahan sampah dan limbah, Ministry Of Waste akan mengolah limbah sampah menjadi nilai ekonomis sehingga dapat mendongkrak ekonomi masyarakat di Kota Langsa.

Hal itu disampaikan Ceo dan Founder Ministry Of Waste,Samanta Skrivere,melalui fasilitator, Fauzan Febriansyah, dalam pertemuan dengan Walikota Langsa Tgk Usman Abdullah SE,di ruang rapat Setdako setempat,Senin (20/12/20).

"Kita coba akan jajaki kerjasama, jika memang ini dilanjutkan, maka kerjasama ini akan berlangsung selama 20-30 tahun ke depan, dengan terkait biaya akan dibantu oleh investor dan pemerintah.Selain itu, bagaimana limbah ini bisa memiliki nilai ekonomis dan juga bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat daerah ini,"sebutnya.

Dijelaskannya,sebagai langkah awal, pihaknya melakukan tukar pikiran dengan Wali Kota tentang penanganan sampah di wilayah Kota Langsa, dan menjajaki kerjasama penanganan limbah sampah.

Lembaga ini tertarik membantu pengolahan sampah di Kota Langsa, karena lokasi langsa strategis dan juga kota yang dimasa depan yang akan terus maju, yang tentu saja akan menghadapi masalah limbah sampah.

"Mengapa Lembaga Ministry Of Waste lebih fokus ke kawasan Asia Tenggara, karena 60 persen polusi sampah plastik di laut dunia berasal dari Asia Tenggara," ujarnya.

Dia menanbahkan, lembaga ini akan menawarkan solusi total penanganan sampah dari mulai edukasi ke masyarakat, penanganan limbah secara modern.


Sambungnya lagi, maka pihak perusahaan sosial bergerak di pengolahan sampah ini terlebih dahulu melakukan survey lokasi untuk melihat potensi sampah yang ada di Kota Langsa.

Seperti sampah plastik, sampah karet, sampah organik dan non organik, sampah medis rumah sakit, hingga sampah biologis dari perkebunan.

Sampah-sampah tersebut oleh perusahaan Ministry Of Waste mampu diolah menjadi barang bernilai ekonomis, contohnya sebagai bahan baju industri yaitu kaca sebagai bahan bangunan.

Lalu, pempers bisa dijadikan batu bata, plastik bisa dijadikan pakaian, dan organik bisa diolah menjadi pupuk kompos dan makanan ternak, dan masih banyak fungsi sampah yang bisa didaur ulang menjadi bahan berguna lainnya.

Sementara itu menyikapi kehadiran dan program dibawa Ministry Of Waste perusahaan sosial asal Inggris ini, Walikota Langsa, Tgk Usman Abdullah SE, mengatakan, pada intinya Pemko Langsa menyambut baik dan mendukung program tersebut.

Pemko Langsa terutama dalam pengadaan lahan yang dibutuhkan, menyanggupi untuk menyediakannya.

Tapi jika menyangkut anggaran yang harus disediakan, mustahil itu bisa disanggupi oleh Pemko Langsa, melihat kondisi anggaran hang minim Pemko Langsa yakni APBK saat ini yang tidak sampai Rp.1 triliun.

"Jika lahan dibutuhkan 2 hektare, kita akan mampu menyediakan 10 hektar. Namun bila Pemko yang menyediakan anggaran, kami mungkin tak mampu dengan kondisi anggaran dimiliki sekarang," tandasnya.

Kedatangan Ceo dan Founder Ministry Of Waste, Samanta Skrivere, kewarganegaraan Prancis dan Latvia, juga ikut didampingi anggota DPRA asal Kota Langsa, Muhammad Rizky dan Fasilitator,Fauzan Febriansyah, serta lainnya.

Sementara dari Pemko Langsa hadir Walikota Langsa didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP), Umar SH, Direktur RSUD Fardhiyani, Asisten II Ir Sayed Mahdum, Kepala Bappeda Darpian ST,Kabid Kebersihan DLHKP Saifuddin Zuhri, SE dan lainnya.(arman suharza)

Posting Komentar

Top