0
MEDAN LABUHAN | GLOBAL SUMUT-Ratusan nelayan sekala kecil di Medan Bagian Utara mengancam akan mengelar aksi demo besar-besaran guna memprotes pembangunan penggandaan jembatan Sei Deli. Pasalnya kolong jembatan yang dibangun Pekerjaan Umum Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) itu terlalu rendah dapat akan mengganggu hilir mudik kapal penangkap ikan para nelayan. Senin (27/01).

Sejumlah nelayan sempat meninjau langsung ke lokasi proyek yang berbiaya Rp 13,7 miliar tersebut bahkan sempat mendatangi gudang pemborong dari PT BMA yang berada di sekitar pembangunan jembatan, akan tetapi Misran selaku mandor pekerja yang ditemui massa nelayan mengaku Pak Irfan selaku pemborongnya tak berada ditempat.

Saat ditanyai warga nelayan prihal kenapa kolong jembatan proyek pembangunan sungai deli tersebut terlalu rendah? Misran hanya menjawab kondisi tersebut sudah sesuai gambar (bestek) yang diberikan pihak Pekerjaan Umum BBJN kepada mereka.

"Kondisi itu tak bisa kami kami rubah lagi untuk ditinggikan, sebab kami ini hanya sebagai pekerja yang melakukan pekerjaan sesuai gambar yang diberikan,"ujar Mandor pekerja lapangan tersebut.

Menurut masyarakat nelayan, seharusnya sebelum pembangunan dimulai, pihak Kementerian Pekerjaan Umum BBJN berkordinasi dengan nelayan tentang tinggi rendahnya air sungai dikawasan bangunan, dengan begitu pembangunan jembatan dapat dinaikkan ketinggiannya, bukan seperti
sekarang ini yang hampir sama rendahnya dengan jembatan lama, yang tentunya dapat menghambat mata pencaharian nelayan saat air pasang”,cetus Amsal selaku ketua kelompok nelayan Nyali.

Hal senada juga dikatakan tokoh masyarakat nelayan, Ajo Naim didampingi Ibnu Hajar (Lokad) BBJN harus meninggikan jembatan sei deli 50 cm lagi. “Jembatan sungai deli itu harus ditinggikan lagi 50 cm, jika tidak maka sama saja dengan jembatan lama yang selama ini menjadi keluhan nelayan Medan Utara. Sebab itu kami akan melaporkan masalah jembatan sungai deli tersebut kepada Ditjend PU dan Menteri Kelautan dan Perikanan-RI sekaligus memohonkan penambahan ketinggiannya”. ujarnya.

"Kami juga berencana pada Senin depan (03/02) akan mengelar aksi demo ke kantor PU BBJN dan DPRD Sumut di Medan bahkan tak menutup kemungkinan mengelar aksi di lokasi proyek pembangunan jembatan sungai deli sebagai bentuk protesnya masyarakat nelayan, karena Pemerintah
dinilai telah menyepelekan masyarakat nelayan,"tambah sejumlah nelayan lainnya.

Sedangkan sesuai amatan dilokasi pengerjaan proyek, bangunan penggandaan jembatan sei deli tersebut diketahui menelan APBN mencapai Rp. 14 miliar hingga kini masih dalam proses pengerjaan.Sedangkan menurut Sekjen DPP LSM Berani K.Sijabat mengatakan pengerjaan proyek
jembatan sungai deli tersebut diduga sarat KKN sebab pekerjaan itu dimulai sejak 5 Mei 2013 dan selesai 7 januari 2014 lalu.

Karena tak kunjung selesai, diduga pengerjaan lanjutan menggunakan anggaran baru yang dinilai melanggar ketentuan tertuang dalam Kepres no 70 tahun 2013 tentang pengadaan barang dan jasa.Kita desak Kejatisu mengusut dugaan penyimpangan atas proyek tersebut.

K.Sijabat juga menyesalkan hingga kini pihak PU BBJN belum melakukan koordinasi kepada nelayan sekala kecil Medan Utara untuk mengetahui ketinggian air sungai deli saat air kiriman datang. BBJN membangun penggandaan jembatan sei deli yang mana kolongnya sama rendah dengan jembatan lama yang selama berpuluh tahun menjadi problem nelayan, menurut nelayan pembangunan jembatan baru ini tidak menyelesaikan masalah nelayan, justru mengabaikan kepentingan nelayan kecil.

Terpisah, Kepala Pekerjaan Umum BBJN Ir. Seta Wijaya melalui Ir. Warmen Sinaga selaku Pejabat Pelaksana Komitmen (PPK) pembangunan Penggandaan Jembatan Sei Deli saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya mengaku, tak bisa berbuat banyak untuk mengubah kondisi fisik pembangunan jembatan sungai deli, karena menurutnya pengerjaan jembatan tersebut sudah sesuai desain dari bimbingan tehnik Kementerian Pekerjaan Umum dari Jakarta, "Kita tak bisa merubah kondisi jembatan itu bang, bisa-bisa kita kena krangkeng,"ujar Warmen Sinaga.(red).

Posting Komentar

Top