TOBASA
| GLOBAL SUMUT-Impian masyarakat Sumatera Utara (Sumut) memiliki
destinasi wisata yang cantik dan menarik bakal segera terwujud.
Pemerintah Pusat sepakat mempoles Danau Toba sebagai kawasan destinasi
prioritas pembangunan nasional, karena Danau Toba masuk dalam Top Ten
Pengembangan Kawasan Destinasi Prioritas.
Hal
itu telah disepakati oleh lima kementerian, yakni Menteri Kemaritiman,
Rizal Ramli, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut
Binsar Pandjaitan, Menteri Pariwisata Arif Yahya, Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, dalam Rapat Koordinasi
Pengembangan Destinasi Danau Toba, yang berlangsung di Institut
Teknologi DEL Laguboti Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sabtu
(9/1/2016).
Rakor
Tindak Lanjut Badan Otoritas Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba
yang dipimpin Menteri Kemaritiman Rizal Ramli dihadiri Pelaksana Tugas
(Plt) Gubernur Sumut, Ir H Tengku Erry Nuradi MSi, Bupati/Walikota 7
daerah, Kapolda Sumut Irjen Pol Ngadino, Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah, tokoh masyarakat dan adat se-Tobasa.
Rizal
Ramli mengatakan, pembangunan destinasi wisata Danau Toba telah dinanti
rakyat Sumut selama berpuluhan tahun. Di tahun ini, mimpi itu akan jadi
kenyataan. Pemerintah Pusat akan melakukan pembangunan infrastruktur
menuju Danau Toba. Bukan hanya itu, waduk danau yang terbesar di Asia
Tenggara ini akan disulap menjadi destinasi unggulan Sumut yang bakal
menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Namun,
dalam pembangunannya butuh dukungan dari pemerintah daerah maupun
masyarakat sekitar Danau Toba yang mayoritas bersuku Batak. Kendati
miliki keindahan alam yang elok dipandang, namun kondisi lingkungan dan
air tawarnya jorok dan bau.
“Hal
itu dipengaruhi masih banyaknya keramba-keramba miliki masyarakat dan
swasta yang mencemari air hasil buangan pakan serta kurangnya kesadaran
masyarakat dalam membuang sampah,” cetus Rizal.
Budaya
seperti ini harus segera direvolusi. “Mental masyarakat harus segera
direvolusi. Tata krama orang Batak yang dikenal kasar dan sangar jika
dipandang harus diubah. Ke depan masyarakatnya smile (senyum) dalam
menghadapi wisatawan,” harapnya.
Program
pembangunan infrastruktur menuju Danau Toba yang dilakukan pemerintah
berupa pembangunan jalan tol, rehabilitasi destinasi Danau Toba dan
infrastruktur pendukung lainnya.
“Infrastruktur
jalan, jaringan komunikasi, sanitasi air bersih menjadi prioritas
pembangunan kawasan destinasi Danau Toba yang akan dilakukan Badan
Otoritas Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba,” katanya.
Dalam
hal ini disepakati Badan Otoritas Pengelola Kawasan Pariwisata Danau
Toba sebagai singel managemen. “Diterapkan Management Competition di
mana akan memacu stakeholder di Sumut untuk ikut berpartipasi dalam
mendukung pembangunan destinasi Danau Toba,” jelasnya.
Sementara
itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, anggaran pembangunan
infrastruktur kawasan Danau Toba yang dialokasikan sebesar Rp 21
triliun, di mana Rp 10 triliun bersumber dari APBN dan sisanya dengan
menggandeng pihak swasta untuk ikut dalam membangunan destinasi Sumut.
“Kita
berharap, dengan terbangunnya infrastruktur Danau Toba yang lebih baik
lagi dapat mendorong peningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal dan
mancanegara untuk datang ke Sumut,” ujarnya.
“Kita
targetkan akan mendatangkan 1 juta kunjungan wisatawan ke Danau Toba.
Kunjungan wisatawan akan mendongkrak pertambahan devisa negara yang
diprediksi mencapai puluhan triliun rupiah,” katanya.
Menteri
PU Pera, Basuki Hadimuljono menyebutkan, insfrastruktur jalan tol yang
akan dibangun menuju destinasi Danau Toba sepanjang 116 kilometer dengan
jarak tempuh waktu 90 menit.
“Selama
ini untuk mencapai Danau Toba dari Kota Medan-Parapat membutuhkan waktu
5-6 jam. Dengan adanya jalan alternatif yang akan dibangun pemerintah
akan mempersingkat perjalanan wisatawan ke Danau Toba. Inilah yang
menjadi daya tarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Sumut,” katanya.
Bukan
hanya itu saja, jalan alternatif lain juga akan ditembus oleh
pemerintah. Seperti jalan dari Sibolga menuju Danau Toba menjadi
prioritas pemerintah untuk menembusnya. Selain itu, membangun jalan
lingkar Samosir. Statusnya akan menjadi jalan nasional.
Transportasi
lain yang akan diutamakan dalam pengembangan destinasi wisata Sumut
adalah kereta api. Tapi masih dalam kajian lagi oleh pemerintah.
Luhut Binsar Panjaitan mewakili orang Batak di Sumut berharap pembangunan infrastruktur kawasan Danau Toba segera terealisasi.
Bukti
komitmen pemerintah membangun wisata Danau Toba, dituangkan Menteri
Kemaritiman Rizal Ramli dengan menggelar rapat koordinasi pengembangan
kawasan Danau Toba bersama 5 lima beserta pemerintah daerah.
“Kami
orang Batak mengucapkan terimakasih atas perhatian Presiden Jokowi yang
memprogramkan pengembangan destinasi Danau Toba,” ujar Menkopolhukam.
Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyatakan
dukungannya dengan terbangunnya infrastruktur bagi destinasi Danau Toba
dengan menggunakan lahan Hutan Lindung.
“Di
sekitar Danau Toba ada 44% lahan berstatus hutan lindung dan suaka
alam. Ini memungkinkan untuk bisa dipakai dalam pengembangan destinasi
Danau Toba,” ujar Siti.
Ia
mengakui, terjadi pencemaran air dan lingkungan Danau Toba yang
disebabkan ulah masyarakat dan pihak swasta. Dominan pencemaran
dilakukan oleh peternak ikan keramba dan peternak hewan di sekitar Danau
Toba.
Kondisi
Danau Toba kian memprihatinkan dengan dijadikannya tempat pembuang
limbah. Untuk itu, pihaknya merekomendasikan kepada pemerintah daerah
untuk melakukan penertiban dan penataan agar hasil dari terbangunnya
destinasi Danau Toba dapat dirasakan.
Dalam
kesempatan tersebut, Plt Gubernur Sumut, HT Erry Nuradi menyambut
gembira dengan komitmen pemerintah pusat melalui lima kementerian dalam
upaya pembangunan destinasi Danau Toba yang didukung dengan pembangunan
infrastruktur sarana dan prasarana pendukungnya.
Erry melaporkan, Danau Toba berada di 7 Kabupaten, yakni Humbahas, Tobasa, Karo, Taput, Samosir, Simalungun dan Dairi.
Perhatian
pemerintah pusat harus didukung oleh daerah. “Pemerintah daerah harus
melakukan action dalam melakukan penertiban kerambah-kerambah yang ada
di lingkungan Danau Toba, sebagai komitmennya mendukung program pusat
mewujudkan destinasi wisata Danau Toba,” minta Erry.
Erry
memberi masukan kepada Pusat, adanya jalan alternatif yang lebih
singkat menuju Danau Toba. Adalah Jalan Rawasering, yakni Tanjung
Morawa, Dolok Seribu, Tongging yang hanya 94 kilometer sampai Danau
Toba. Akses Jalan Rawasering diyakini bakal menjadi jalan alternatif
yang lebih cepat aksenya menuju pinggiran Danau Toba.
“Pemerintah
Provinsi siap memfasilitasi Pusat dalam pembebasan lahan demi
kepentingan negara khususnya banyak orang. Kita yakin masyarakat akan
mendukungnya,” ujar Erry.
Usai
melakukan Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Badan Otoritas Pengelola
Kawasan Pariwisata Danau Toba, lima menteri bersama Plt Gubernur Sumut
berkeliling ke objek destinasi Danau Toba dengan menumpangi dua
helikopter.
Selanjutnya,
Menteri Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi berkeliling menyaksikan
fasilitas Institut Teknologi DEL sebelum akhirnya memberikan kuliag umum
kepada kalangan pelajar. (RHD)
Posting Komentar
Posting Komentar